digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian pigmen Monascus mengalami kemajuan yang sangat cepat termasuk penemuan pigmen baru yang merupakan derivat dari pigmen utama kuning, jingga dan merah. Data derivat pigmen yang tersedia masih merupakan informasi yang terpisah dalam setiap artikel penelitian, sehingga diperlukan data yang lengkap terutama mengenai efek toksik dari setiap pigmen yang ditemukan. Hal ini menjadi syarat untuk keamanan penggunaan pigmen Monascus sebagai pewarna alami. Informasi derivat pigmen yang terkandung pada galur Monascus purpureus yang ada di Indonesia sampai saat ini belum diketahui termasuk laporan mengenai penggunaan pigmen Monascus sebagai pewarna alami pada makanan, obat-obatan dan kometik juga masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi terhadap derivat pigmen Monascus termasuk penentuan efek toksik, identifikasi derivat pigmen Monascus purpureus dari galur yang ada di Indonesia dan penggunaan ekstrak pigmen sebagai pewarna kosmetik. Telah dilakukan kajian terhadap lebih dari 300 artikel penelitian yang telah dipublikasikan di seluruh dunia berkaitan dengan isolasi dan identifikasi derivat pigmen Monascus dari tahun 1976 sampai dengan tahun 2015. Hasil kajian diperoleh 57 derivat pigmen Monascus yang disusun dan dilengkapi dengan struktur kimia, rumus kimia, berat molekul, nama pigmen, galur dan substrat yang digunakan, warna yang dihasilkan dan metode identifikasi yang dipakai. Informasi data kelarutan dan toksisitas diuji secara in silico dengan menggunakan program Ecosar dan PreAdmet. Hasil uji toksisitas dengan Ecosar menunjukan tingkat toksisitas pigmen terhadap organisme air berdasarkan nilai Log P yaitu bahwa semakin kecil nilai Log P maka efek toksik semakin rendah. Hasil uji toksisitas dengan PreAdmet menunjukan bahwa Monascopyridine A, B dan C memberikan hasil yang negatif terhadap uji Ames dan Carsino. Penggunaan metode in silico untuk penelitian Monascus baru pertama kali dilakukan dan diharapkan menjadi panduan peta perjalanan penelitian Monascus di masa depan sehingga akan lebih banyak menghasilkan penelitian yang lebih lengkap dan aplikatif. Penelusuran terhadap Monascus yang ada di Indonesia, ditemukan lima galur Monascus purpureus yang diberi kode; IPBCC-A, IPBCC-B, ITBCC-HD-001, INACC-F147 dan INACC-F01. Kelima galur Monascus purpureus difermentasi menggunakan media padat berupa beras dan diinkubasi selama 14-28 hari pada temperature 25-28o C. Hasil fermentasi kemudian diekstraksi menggunakan metanol 96% dengan metode setrifugasi 3000 rpm selama 15 menit dan dianalisis pigmen dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). Analisis kandungan derivat pigmen dilakukan dengan dengan memilih ekstrak dari salah satu galur berdasarkan hasil kromatogram LC-MS dan ekstrak dari Monascus purpureus INACC-F01 merupakan galur yang terpilih untuk diidentifikasi kandungan derivat pigmennya. Ekstrak pigmen dipisahkan menggunakan metode kromatografi kolom vakum dan fraksi yang dihasilkan diidentikasi dengan LC- MS kolom Cosmosil 5C18-MS-II, dan kecepatan alir 0.5 mL/min. Percobaan yang dilakukan menunjukkan dapat diidentifikasi 11 pigmen yaitu Monarubrin (Y,BF), Xanthomonascin A, Xanthomonascin B, Rubropunctin, Monapurones B, Monapurones C, Monankarin A-B, Red Shandong 2, Monascopyridine A, Monascopyridine B dan Monascopyridine C. Proses identifikasi pigmen mengacu pada data yang terangkum dari hasil studi derivat pigmen Monascus yang telah dilakukan sebelumnya. Penggunaan ekstrak pigmen sebagai pewarna kosmetik diawali dengan pemilihan ekstrak yang memberikan serapan pigmen merah paling tinggi berdasarkan hasil analisis Spektrofotometer UV-Vis. Ekstrak Monascus purpureus IPBCC-B dipilih sebagai pewarna untuk digunakan pada pembuatan contoh komposisi lipstik dan perona pipi. Proses pembuatan lipstik dan perona pipi diawali dengan menguji spesifikasi bahan dan stabilitas pigmen ekstrak terhadap variasi pH dan suhu. Produk dibuat masing-masing empat komposisi dengan kandungan ekstrak pigmen 10%b/b dan variasi konsentrasi pelembab lesitin 0, 1, 2 dan 3%b/b. Uji kualitas produk dilakukan dengan melalui serangkaian uji yaitu organoleptik, homogenitas, titik lebur, pH, iritasi, oles, efektivitas kelembaban, stabilitas produk, kekerasan, keretakan dan hedonik. Percobaan yang dilakukan menunjukan pigmen Monascus purpureus dapat digunakan sebagai pewarna pada lipstik dan perona pipi dan produk dengan daya terima paling baik adalah produk pada komposisi ekstrak 10%b/b dalam lesithin 2%.