Penelitian pigmen Monascus mengalami kemajuan yang sangat cepat termasuk
penemuan pigmen baru yang merupakan derivat dari pigmen utama kuning,
jingga dan merah. Data derivat pigmen yang tersedia masih merupakan informasi
yang terpisah dalam setiap artikel penelitian, sehingga diperlukan data yang
lengkap terutama mengenai efek toksik dari setiap pigmen yang ditemukan. Hal
ini menjadi syarat untuk keamanan penggunaan pigmen Monascus sebagai
pewarna alami. Informasi derivat pigmen yang terkandung pada galur Monascus
purpureus yang ada di Indonesia sampai saat ini belum diketahui termasuk
laporan mengenai penggunaan pigmen Monascus sebagai pewarna alami pada
makanan, obat-obatan dan kometik juga masih sangat terbatas. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan studi terhadap derivat pigmen Monascus termasuk
penentuan efek toksik, identifikasi derivat pigmen Monascus purpureus dari galur
yang ada di Indonesia dan penggunaan ekstrak pigmen sebagai pewarna kosmetik.
Telah dilakukan kajian terhadap lebih dari 300 artikel penelitian yang telah
dipublikasikan di seluruh dunia berkaitan dengan isolasi dan identifikasi derivat
pigmen Monascus dari tahun 1976 sampai dengan tahun 2015. Hasil kajian
diperoleh 57 derivat pigmen Monascus yang disusun dan dilengkapi dengan
struktur kimia, rumus kimia, berat molekul, nama pigmen, galur dan substrat yang
digunakan, warna yang dihasilkan dan metode identifikasi yang dipakai.
Informasi data kelarutan dan toksisitas diuji secara in silico dengan menggunakan
program Ecosar dan PreAdmet. Hasil uji toksisitas dengan Ecosar menunjukan
tingkat toksisitas pigmen terhadap organisme air berdasarkan nilai Log P yaitu
bahwa semakin kecil nilai Log P maka efek toksik semakin rendah. Hasil uji
toksisitas dengan PreAdmet menunjukan bahwa Monascopyridine A, B dan C
memberikan hasil yang negatif terhadap uji Ames dan Carsino. Penggunaan
metode in silico untuk penelitian Monascus baru pertama kali dilakukan dan
diharapkan menjadi panduan peta perjalanan penelitian Monascus di masa depan
sehingga akan lebih banyak menghasilkan penelitian yang lebih lengkap dan
aplikatif.
Penelusuran terhadap Monascus yang ada di Indonesia, ditemukan lima galur
Monascus purpureus yang diberi kode; IPBCC-A, IPBCC-B, ITBCC-HD-001,
INACC-F147 dan INACC-F01. Kelima galur Monascus purpureus difermentasi
menggunakan media padat berupa beras dan diinkubasi selama 14-28 hari pada
temperature 25-28o
C. Hasil fermentasi kemudian diekstraksi menggunakan
metanol 96% dengan metode setrifugasi 3000 rpm selama 15 menit dan dianalisis
pigmen dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dan Liquid
Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS). Analisis kandungan derivat
pigmen dilakukan dengan dengan memilih ekstrak dari salah satu galur
berdasarkan hasil kromatogram LC-MS dan ekstrak dari Monascus purpureus
INACC-F01 merupakan galur yang terpilih untuk diidentifikasi kandungan
derivat pigmennya. Ekstrak pigmen dipisahkan menggunakan metode
kromatografi kolom vakum dan fraksi yang dihasilkan diidentikasi dengan LC-
MS kolom Cosmosil 5C18-MS-II, dan kecepatan alir 0.5 mL/min. Percobaan
yang dilakukan menunjukkan dapat diidentifikasi 11 pigmen yaitu Monarubrin
(Y,BF), Xanthomonascin A, Xanthomonascin B, Rubropunctin, Monapurones B,
Monapurones C, Monankarin A-B, Red Shandong 2, Monascopyridine A,
Monascopyridine B dan Monascopyridine C. Proses identifikasi pigmen mengacu
pada data yang terangkum dari hasil studi derivat pigmen Monascus yang telah
dilakukan sebelumnya.
Penggunaan ekstrak pigmen sebagai pewarna kosmetik diawali dengan pemilihan
ekstrak yang memberikan serapan pigmen merah paling tinggi berdasarkan hasil
analisis Spektrofotometer UV-Vis. Ekstrak Monascus purpureus IPBCC-B dipilih
sebagai pewarna untuk digunakan pada pembuatan contoh komposisi lipstik dan
perona pipi. Proses pembuatan lipstik dan perona pipi diawali dengan menguji
spesifikasi bahan dan stabilitas pigmen ekstrak terhadap variasi pH dan suhu.
Produk dibuat masing-masing empat komposisi dengan kandungan ekstrak
pigmen 10%b/b dan variasi konsentrasi pelembab lesitin 0, 1, 2 dan 3%b/b. Uji
kualitas produk dilakukan dengan melalui serangkaian uji yaitu organoleptik,
homogenitas, titik lebur, pH, iritasi, oles, efektivitas kelembaban, stabilitas
produk, kekerasan, keretakan dan hedonik. Percobaan yang dilakukan
menunjukan pigmen Monascus purpureus dapat digunakan sebagai pewarna pada
lipstik dan perona pipi dan produk dengan daya terima paling baik adalah produk
pada komposisi ekstrak 10%b/b dalam lesithin 2%.