COVER Moh. Mu`alliful Ilmi
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Moh. Mu`alliful Ilmi
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Moh. Mu`alliful Ilmi
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Moh. Mu`alliful Ilmi
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Moh. Mu`alliful Ilmi
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Moh. Mu`alliful Ilmi
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan
Gambar cadas adalah ukiran ataupun lukisan yang dibuat pada masa lalu pada permukaan batuan kars atau cadas dengan menggunakan warna pigmen tertentu. Penelitian gambar cadas di Indonesia sejauh ini masih terfokus pada aspek arkeologis dan antropologis dari gambar cadas. Sedangkan penelitian sifat fisikokimia material pigmen belum banyak dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan analisis sifat fisikokimia gambar cadas menggunakan berbagai metode karakterisasi. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui komposisi, teknik pembuatan dan kepentingan konservasi pigmen gambar cadas. Karakterisasi sampel pigmen dilakukan dengan mengkombinasikan karakterisasi menggunakan sinar-X berbasis synchrotron (XRD dan XANES), mikroskopi (SEM dan ยต-XRF), serta spektroskopi (FTIR). Pigmen gambar cadas yang dianalisis berasal dari situs Gua Karim, Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Pigmen tersebut memiliki warna ungu, merah gelap, dan merah. Pigmen ungu dan merah gelap masing- masing diambil dari imaji sarang lebah dan imaji tapir pada Panel 1 situs Gua Karim, sedangkan pigmen merah diambil dari imaji cap tangan pada Panel 4 situs Gua Karim. Hasil karakterisasi komponen fasa menggunakan SR-XRD (Synchrotron Radiation-X-ray Diffraction) menunjukkan sampel pigmen-pigmen tersebut memiliki kandungan mineral kalsit (CaCO3), gipsum (CaSO4.2H2O), whewellite (CaC2O4.H2O) dan hematit (Fe2O3). Analisis puncak hematit pada bidang 104 menunjukkan bahwa sampel ungu memiliki FWHM paling kecil yang menunjukkan ukuran kristalit yang lebih besar serta kristalinitas yang lebih tinggi dibanding pigmen lainnya. Hal tersebut diduga akibat adanya perbedaan praperlakuan pada masing-masing dimana pigmen ungu dipreparasi dengan perlakuan pemanasan pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan pigmen lainnya. Analisis komposisi kimia menggunakan XRF, menunjukkan bahwa pigmen ungu memiliki kandungan hematit lebih tinggi dibanding material pigmen lainnya. Selain itu, pada karakterisasi XRF ditemukan juga kandungan oksida kalsium dan sulfur yang berkorelasi dengan mineral gipsum dan kalsit, di mana keduanya merupakan mineral penyusun substrat gambar cadas. Tingginya kandungan besi pada sampel ungu diperkuat oleh hasil pemetaan (mapping) unsur yang menunjukkan bahwa unsur besi dalam sampel ungu menunjukkan persebaran yang lebih rapat. Identifikasi gugus fungsi menggunakan FTIR pada masing- masing material pigmen menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 475-447 cm-1 yang berasal dari vibrasi ikatan Fe3+?O. Intensitas absorbansi pada pita serapan Fe3+?O sampel ungu lebih tinggi dengan sampel lainnya. Hal tersebut menunjukkan komposisi hematite yang lebih tinggi pada sampel ungu. Lebih lanjut, identifikasi spesi kimia dari unsur besi pada material pigmen dianalisis menggunakan Fe K-edge XANES, dimana spektra Fe K-edge XANES yang dihasilkan menunjukkan bahwa energi tepi (E0) dari masing-masing sampel pigmen terletak pada 7126,6 eV yang menunjukkan karakter spesi besi Fe3+. Hasil dekonvolusi spektra pre-edge menunjukkan bahwa rasio serapan t2g/eg pada sampel ungu lebih rendah dibandingkan dengan pigmen lainnya. Meningkatnya serapan pada transisi eg disebabkan oleh distorsi koordinasi oktahedral Fe pada kristal hematit yang menghasilkan perubahan struktur elektronik. Perubahan tersebut dapat terjadi akibat pemanasan pada material hematit. Adanya distorsi struktur hematit dari oktahedral juga dikonfirmasi pada analisis letak puncak sentroid pada spektra pre-edge Fe K-edge XANES, dimana nilai integrasi intensitas absorpsi sampel pigmen ungu menunjukkan posisi sentroid pada simetri koordinasi 5 (C4v). sedangkan sampel merah gelap dan merah terletak pada posisi sentroid octahedral (Oh). Hasil peneleitian ini menunjukkan bahwa ketiga pigmen berasal dari mineral hematit dengan sifat fisikokimia yang berbeda. Perbedaan tersebut kemungkinan karena adanya perbedaan pra-perlakuan pemanasan pada pigmen