COVER Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Felicia Monica Bernadette
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Streptococcus pneumoniae serogrup 6 yang terdiri atas serotipe 6A, 6B, 6C, 6D, 6E, 6F, dan
6G adalah salah satu serogrup utama penyebab invasive pneumococcal disease (IPD) di
dunia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa serogrup 6 merupakan serogrup yang
dominan di Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai prevalensi
serotipe S. pneumoniae serogrup 6 di Indonesia, padahal data tersebut diperlukan dalam
implementasi program vaksinasi pneumococcal nasional. Selama ini penentuan serotipe
(serotyping) serogrup 6 dilakukan dengan metode PCR yang digabungkan dengan
sekuensing sehingga masih kurang efisien. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan
mengembangkan metode serotyping alternatif S. pneumoniae serogroup 6 sehingga dapat
digunakan untuk menentukan prevalensinya di Indonesia. Dalam studi ini digunakan 82
koleksi isolat S. pneumoniae serogrup 6 di Lembaga Eijkman. Serotyping dilakukan dengan
metode PCR untuk memisahkan serotipe 6A/6B dari serotipe 6C/6D. Kemudian, setiap
serotipe dipisahkan dengan enzim BsmAI (sisi pengenalan: 5’ GTCTCN 3’) yang secara
spesifik akan memotong daerah wciP serotipe 6B dan 6D. Hasil restriksi dikonfirmasi dengan
metode sekuensing. Selanjutnya, digunakan metode PCR untuk memisahkan serotipe 6E dari
serotipe 6A serta serotipe 6F/6G dari serotipe 6C dan 6D. Berdasarkan hasil penelitian,
seluruh hasil yang diperoleh dari metode restriksi sesuai dengan hasil sekuensing. Hasil
restriksi gen wciP seluruh serotipe 6B dan 6D menghasilkan pita DNA sebesar 120 bp,
sedangkan restriksi tidak terjadi pada seluruh serotipe 6A dan 6C. Gabungan hasil PCR dan
restriksi secara akurat berhasil mengidentifikasi 37 isolat sebagai serotipe 6A, 37 isolat
serotipe 6B, 7 isolat serotipe 6C, dan 1 isolat serotipe 6E. Namun, tidak ditemukan serotipe
6D, 6F, dan 6G. Dengan demikian, serotipe 6A dan 6B merupakan serotipe S. pneumoniae
serogrup 6 yang dominan di Indonesia dan enzim BsmAI dapat digunakan secara efektif dan
efisien untuk serotyping S. pneumoniae serogrup 6.