ABSTRAK Gregorius Dermawan
PUBLIC yana mulyana
COVER Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Gregorius Dermawan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Daging ayam broiler Indonesia (Gallus gallus domesticus) merupakan salah satu bahan pangan
yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Sulfadiazin dan trimetoprim merupakan antibiotik
yang sering dikombinasi untuk mencegah penyakit pada unggas. Sejauh ini belum banyak
penelitian mengenai pemantauan profil farmakokinetika pada unggas. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengamati perbedaan parameter farmakokinetika antara penggunaan
tunggal sulfadiazin dan trimetoprim dengan penggunaan kombinasi keduanya. Parameter
farmakokinetika yang dibandingkan antara kedua kelompok meliputi ! ?????ã??????????????ã???????ü ?
-
1
????ü ?
-1
), t????(jam), t????(jam), K12 (jam
-1
), K21 (jam
-1
), Ke (jam
-1
), Vd (L/kg), C
0
p (µg/ml), dan AUC0-
?(µg jam/ml). Berdasarkan hasil yang diperoleh, sulfadiazin dan trimetoprim mengikuti model
farmakokinetika dua kompartemen. Akibatnya, kedua obat ini dapat tertinggal lebih lama pada
jaringan perifer yang menyebabkan munculnya residu obat pada daging ayam. Withdrawal time
adalah waktu dari administrasi obat pertama kali hingga kadarnya dalam jaringan berada di
bawah batas maksimum residu. Withdrawal time ditentukan dengan menggunakan metode Loo-
Riegelman dengan tujuan untuk menghitung waktu yang tepat untuk pemotongan ayam. Ayam
broiler dikelompokkan menjadi tiga kelompok yang diberikan obat berbeda melalui rute
intravena. Pengambilan darah dilakukan pada waktu yang telah ditentukan dan plasma dipisahkan
dari darah. Preparasi sampel plasma dilakukan dengan metode presipitasi protein. Konsentrasi
obat dalam plasma diukur dengan instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan
metode yang telah divalidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa withdrawal time sulfadiazin
tunggal adalah 16,1 jam, trimetoprim tunggal adalah 28,27 jam, sedangkan trimetoprim
kombinasi adalah 8,5 jam. Withdrawal time sulfadiazin kombinasi tidak dapat ditentukan karena
fase eliminasi obat dari jaringan perifer belum terjadi hingga batas pengambilan sampel terakhir.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan kombinasi trimetoprim
dan sulfadiazin dapat menyebabkan perbedaan terhadap withdrawal time serta parameter
farmakokinetikanya.