Gout merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan nyeri dan peradangan akut pada
persendian sebagai akibat penumpukan kristal monosodium urat pada cairan dan lapisan sinovial.
Asam urat ini merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase dan xantin
oksidase. Enzim xantin oksidase akan mengkatalisis reaksi hipoxantin menjadi xantin dan reaksi
xantin menjadi asam urat. Di Indonesia, banyak tumbuhan yang memiliki potensi sebagai inhibitor
xantin oksidase dan efektif dalam menurunkan kadar asam urat, sehingga pada penelitian kali ini
akan diuji aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase dari 8 ekstrak etanol tumbuhan suku
Piperaceae. Dari ekstrak terpilih dilanjutkan dengan proses fraksinasi untuk mendapatkan nilai
IC50. Prinsip pengukuran aktivitas penghambatan xantin oksidase ini berdasarkan pada jumlah
asam urat yang terbentuk dalam reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase yang dinyatakan
dalam persen (%) inhibisi. Pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 290 nm. Hasil uji menunjukkan bahwa kedelapan ekstrak etanol tumbuhan suku
Piperaceae memiliki aktivitas penghambatan xantin oksidase dengan rentang penghambatan
6,74–68,39% pada konsentrasi uji 100 µg/mL. Ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L.) memiliki
aktivitas penghambatan xantin oksidase yang tertinggi, yaitu 68,39 ± 0,76%. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa nilai IC50 dari ekstrak etanol, fraksi etil asetat, fraksi n-heksana, dan fraksi air
dari daun sirih adalah 64,69 ± 0,48 µg/mL; 2,96 ± 0,12 µg/mL; 44,43 ± 0,38 µg/mL; dan 955,33 ±
7,40 µg/mL. Sedangkan, nilai IC50 dari allopurinol sebagai kontrol positif adalah 0,96 ± 0,06 µg/mL.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan tumbuhan suku Piperaceae memiliki potensi
sebagai inhibitor xantin oksidase, terutama daun sirih (Piper betle L.).