digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Victor Daniel Lt
PUBLIC Alice Diniarti

PT Dirgantara Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang aeronautika. Selain memproduksi pesawat, perusahaan ini juga memproduksi helikopter dan senjata pesawat. Salah satu produk perusahaan yang banyak dipesan adalah pesawat NC-212i. Permintaan akan pesawat NC-212i dalam setahun sebanyak enam unit. Namun, perusahaan baru dapat memproduksi pesawat NC-212i sebanyak empat unit dalam setahun. Proses pembuatan pesawat dibagi ke dalam empat tahap, yaitu detailed part manufacturing, surface treatment, component sub-assembly, dan final assembly. Proses final assembly pesawat NC-212i saat ini berlangsung selama sekitar tiga sampai empat bulan. Untuk dapat memenuhi permintaan 6 unit dalam setahun, proses final assembly pesawat NC-212i harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu 18525 menit atau sekitar 41 hari kerja. Rencana produksi saat ini menjadwalkan aktivitas final assembly dengan cycle time 18419 menit dan kebutuhan manpower 288 orang. Namun cycle time tersebut tidak dapat dicapai karena belum ada task assignment yang jelas pada setiap teknisi. Hal tersebut mengakibatkan final assembly line pesawat NC-212i kekurangan teknisi saat dibutuhkan dan pekerjaan tidak berjalan sesuai jadwal yang telah dibuat. Problem owner menghendaki adanya sebuah algoritma yang dapat membuat task assignment dan dapat mengurangi jumlah kebutuhan manpower. Model yang digunakan pada penelitian kali ini menjadwalkan elemen kerja berdasarkan prioritas Critical Path & Longest Processing Time dan menugaskannya kepada sejumlah manpower hingga mencapai cycle time yang diinginkan. Prosedur penentuan lintasan kritis, penentuan urutan, penjadwalan, dan penugasan elemen kerja dilakukan dengan algoritma pemrograman VBA/MACRO pada Microsoft Excel. Komputasi menghasilkan jadwal dan pembagian elemen kerja dengan cycle time sebesar 18419 menit dan manpower sebanyak 148 orang.