PT Dirgantara Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang
bergerak di bidang aeronautika. Selain memproduksi pesawat, perusahaan ini juga
memproduksi helikopter dan senjata pesawat. Salah satu produk perusahaan yang
banyak dipesan adalah pesawat NC-212i. Permintaan akan pesawat NC-212i
dalam setahun sebanyak enam unit. Namun, perusahaan baru dapat memproduksi
pesawat NC-212i sebanyak empat unit dalam setahun.
Proses pembuatan pesawat dibagi ke dalam empat tahap, yaitu detailed part
manufacturing, surface treatment, component sub-assembly, dan final assembly.
Proses final assembly pesawat NC-212i saat ini berlangsung selama sekitar tiga
sampai empat bulan. Untuk dapat memenuhi permintaan 6 unit dalam setahun,
proses final assembly pesawat NC-212i harus dapat diselesaikan dalam jangka
waktu 18525 menit atau sekitar 41 hari kerja. Rencana produksi saat ini
menjadwalkan aktivitas final assembly dengan cycle time 18419 menit dan
kebutuhan manpower 288 orang. Namun cycle time tersebut tidak dapat dicapai
karena belum ada task assignment yang jelas pada setiap teknisi. Hal tersebut
mengakibatkan final assembly line pesawat NC-212i kekurangan teknisi saat
dibutuhkan dan pekerjaan tidak berjalan sesuai jadwal yang telah dibuat.
Problem owner menghendaki adanya sebuah algoritma yang dapat membuat task
assignment dan dapat mengurangi jumlah kebutuhan manpower. Model yang
digunakan pada penelitian kali ini menjadwalkan elemen kerja berdasarkan
prioritas Critical Path & Longest Processing Time dan menugaskannya kepada
sejumlah manpower hingga mencapai cycle time yang diinginkan. Prosedur
penentuan lintasan kritis, penentuan urutan, penjadwalan, dan penugasan elemen
kerja dilakukan dengan algoritma pemrograman VBA/MACRO pada Microsoft
Excel. Komputasi menghasilkan jadwal dan pembagian elemen kerja dengan cycle
time sebesar 18419 menit dan manpower sebanyak 148 orang.