digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA M Nasirudin
Terbatas  D. Budina
» Gedung UPT Perpustakaan

Metode analisis getaran sering digunakan di industri untuk mendeteksi kerusakan suatu mesin tanpa pembongkaran. Dalam metode analisis getaran tersebut, ada tiga parameter yang menggambarkan besarnya getaran, yaitu simpangan, kecepatan dan percepatan. Namun, ketiga besaran getaran tersebut sering tidak diukur secara bersamaan. Hal ini dikarenakan pengukuran besaran getaran seringkali dilakukan dengan menggunakan sensor percepatan. Sementara itu, batas level getaran yang diperbolehkan menurut standar ISO 10816 dinyatakan dalam nilai Root Mean Square (RMS) kecepatan. Oleh sebab itu, proses integrasi numerik sering dilakukan dari besaran percepatan menjadi kecepatan. Sayangnya, proses integrasi ini menyebabkan munculnya sinyal transien pada sinyal hasil integrasi. Sinyal transien ini dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan kondisi suatu mesin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknik integrasi numerik yang mampu mereduksi sinyal transien pada sinyal hasil integrasi. Dalam penelitian ini dikembangkan 2 teknik integrasi, yaitu Teknik 1 dan Teknik 2. Teknik 1 bekerja secara langsung sehingga masih mengandung sinyal transien, sedangkan Teknik 2 menghilangkan data pada 2 detik pertama sinyal hasil integrasi. Penghilangan data 2 detik pertama ini dilakukan berdasarkan panjang waktu transien yang ditentukan berdasarkan simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini. Hasil dari proses integrasi sinyal percepatan menunjukkan bahwa Teknik 2 mampu mereduksi pengaruh sinyal transien yang terjadi di waktu awal, sedangkan Teknik 1 tidak mampu mereduksi pengaruh tersebut. Akan tetapi, Teknik 1 dan Teknik 2 tidak mampu mereduksi pengaruh sinyal transien pada saat pemberian eksitasi impak kembali.