Pada setiap penerbangan terdapat FDR yang merekam parameter pesawat saat operasional misalnya data FDR. Salah satu yang direkam adalah data engine berupa fuel quantity maupun fuel flow. Pada pesawat Boeing 747-400 data parameter fuel yang terekam adalah fuel quantity, fuel flow dan fuel consumption sedangkan pada pesawat ATR 72-600 parameter fuel yang terekam adalah fuel flow dan fuel quanity. Pada tugas akhir ini yang dilakukan adalah mencari fuel consumption pada pesawat ATR 72-600
yang parameter dan datanya tidak muncul pada FDR. Fuel consumption bisa dicari dengan fuel quantity dengan fuel quantity reduction sedangkan berdasarkan dengan fuel flow dengan metode integrasi.
Untuk mencari fuel consumption yang dibutuhkan diperlukan konsumsi bahan bakar tiap fase. Maka perlu pendefinisian fase terbang lalu ke dalam bentuk algoritma berdasarkan data FDR. Pendefinisian tersebut
akan menentukan fuel consumption berdasarkan fuel quantity yang dintergarsi dengan dua metode numeric yaitu dengan menggunakan trapezoid dan simpson.
Berdasarkan perhitungan metode numeric membentuk grafik fuel consumption seperti grafik pada pesawat Boeing 747-400. Bentuk grafiknya hubungan fuel quantity dengan fuel consumption dengan flight level. Grafik fuel consumption pada ATR 72-600 naik seiring durasinya terbang semakin
lama.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa fuel consumption pada ATR 72-600 sebesar 1622 kg sedangkan berdasarkan metode numeric trapezoid 1606.95 kg dan simpson sekitar 1608.62. Sehingga galat yang terjadi sekitar 0.93 % dan 0.82 % (di bawah 1%). Nilai galat yang kecil dievaluasi bahwa estimasi numeric antara trapezoid dan simpson bisa diterima. Hasil fuel consumption dianalisis untuk di implementasikan menjadi fuel consumption tiap fase terbang pada sampling Halim – Matak untuk sample yang sedikit misalnya pada take off 9.53 kg, climb 353.02 kg, cruise 1085.83 kg, 116.7 kg, descent 116.7 kg, approach 40 kg dan landing 2.71 kg. Untuk fuel ratio take off 8.216 kg/km, climb 2.027 kg/km, cruise 1.320 kg/km, descent 1.021 kg/km, approach 1.929 kg/km dan landing 2.297 kg/km. Kesimpulan yang diperoleh untuk sampling yang sedikit dapat disimpulkan bahwametode simpson lebih baik dari trapezoid karean nilai galat simpson lebih kecil daripada trapezoid. Akurasi yang digunakan nilai
galat harus di bawah 1%.