digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alidza Fauzi
PUBLIC Alice Diniarti

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat menyebabkan kerusakan sistem imun atau AIDS dengan menyerang T helper, makrofaga, dan sel dendritik. Variasi HIV yang banyak menyebabkan diperlukannya pengembangan vaksin dan tes diagnostik untuk mencegah dan mendeteksi infeksi virus tersebut secara terus menerus. Salah satu metoda pengembangan vaksin atau kit diagnostik yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan Reverse Vaccinology(RV). Metoda pengembangan epitop dengan metoda RV sudah dilakukan untuk beberapa patogen, namun belum dilakukan untuk virus HIV, khususnya virus HIV yang menginfeksi pasien di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan epitop HIV sebagai kandidat vaksin atau kit diagnostik molekuler dengan menggunakan pendekatan RV. Dalam penelitian ini, dilakukan studi in silico yang meliputi penggalian data sekuens HIV-1 dari isolat Indonesia, identifikasi wilayah sekuens lestari, prediksi epitop kandidat vaksin, dan prediksi epitop sel B derivat MHC. Berdasarkan hasil analisis di atas, akan dipilih satu kandidat epitopterbaik untuk dibuatkan secara sintetik dari JPT Peptide Technology GmbH Germany. Peptida yang didapat kemudian dilapis pada 96 well micro plate, selanjutnya dilakukan pengujian antigenisitas epitop menggunakan metoda Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Untuk kontrol pada tahapan pelapisan digunakan IgY ayam yang sudah dikarakterisasi sebelumnya dengan menggunakan metoda SDS-PAGE dan metoda Bradford. Untuk kontrol positif epitop HIV digunakan epitop dari kit ELISA komersial. Dari hasil studiin silico diperoleh 5 epitop yang memiliki karakteristik yang diinginkan. Dari kelima epitop tersebut dipilih satu epitop terbaik, dan kemudian didapatkan bentuk sintetiknya dari JPT Peptide Technology GmbH Germany. Pengujian kontrol IgY ayam dan kontrol antigen HIV menunjukkan hasil yang positif, akan tetapi, hasil antigenisitas epitopterpilih masih menunjukan hasil yang negatif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini telah berhasil dikembangkan kandidat epitop untuk HIV secara in silico. Namun,masih perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk melihat sifat antigenisitas dari epitop tersebut.