digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang berdiri dan beroperasi di Indonesia. Pada PLTA, turbin Francis seringkali digunakan untuk membangkitkan daya listrik. Permasalahan kerap terjadi pada pembangkit yang menggunakan turbin Francis. Salah satu masalah yang terjadi adalah umur yang relatif pendek pada salah satu komponen dari susunan pembangkit turbin Francis yakni sudu pengarah akibat aliran air yang membawa bahan yang tidak diinginkan sehingga mengakibatkan permukaan sudu pengarah mengalami erosi. Untuk mengurangi biaya apabila komponen tersebut mengalami erosi, sudu pengarah harus diproduksi sendiri dengan menggunakan metode rekayasa peniruan. Proses rekayasa peniruan terdiri dari berbagai proses dari tahap pengumpulan informasi hingga produksi. Proses produksi sebuah sudu pengarah yang memiliki profil airfoil merupakan proses produksi yang rumit sehingga dibutuhkan mesin perkakas nonkonvensional seperti mesin CNC. Pada penelitian ini, proses pemesinan untuk pembuatan sudu pengarah akan dijelaskan mulai dari proses pengidentifikasian gambar teknik yang telah dibuat oleh perancang sudu pengarah, proses perancangan alat bantu pencekaman berupa fixture untuk proses freis airfoil, proses pemilihan pahat, perhitungan parameter proses pemesinan, hingga pemrograman untuk mesin CNC yang akan dipakai dalam pembuatan airfoil. Pemrograman CNC dilakukan menggunakan perangkat lunak Cimatron E11. Berdasarkan hasil perencanaan proses yang telah dibuat, sudu pengarah dibuat dari beberapa proses pemesinan yaitu facing, centering, turning, chamfering dan freis. Penelitian ini menghasilkan sebuah program untuk mesin CNC yang menghasilkan besar toleransi penyimpangan yang lebih rendah dengan rancangan yaitu dari rentang -0,01 mm sampai 0,01 mm untuk sisi pressure dan rentang deviasi antara -0,01 sampai -0,02 mm untuk sisi suction.