Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang
berdiri dan beroperasi di Indonesia. Pada PLTA, turbin Francis seringkali digunakan untuk
membangkitkan daya listrik. Permasalahan kerap terjadi pada pembangkit yang
menggunakan turbin Francis. Salah satu masalah yang terjadi adalah umur yang relatif
pendek pada salah satu komponen dari susunan pembangkit turbin Francis yakni sudu
pengarah akibat aliran air yang membawa bahan yang tidak diinginkan sehingga
mengakibatkan permukaan sudu pengarah mengalami erosi. Untuk mengurangi biaya apabila
komponen tersebut mengalami erosi, sudu pengarah harus diproduksi sendiri dengan
menggunakan metode rekayasa peniruan. Proses rekayasa peniruan terdiri dari berbagai
proses dari tahap pengumpulan informasi hingga produksi. Proses produksi sebuah sudu
pengarah yang memiliki profil airfoil merupakan proses produksi yang rumit sehingga
dibutuhkan mesin perkakas nonkonvensional seperti mesin CNC.
Pada penelitian ini, proses pemesinan untuk pembuatan sudu pengarah akan
dijelaskan mulai dari proses pengidentifikasian gambar teknik yang telah dibuat oleh
perancang sudu pengarah, proses perancangan alat bantu pencekaman berupa fixture untuk
proses freis airfoil, proses pemilihan pahat, perhitungan parameter proses pemesinan, hingga
pemrograman untuk mesin CNC yang akan dipakai dalam pembuatan airfoil. Pemrograman
CNC dilakukan menggunakan perangkat lunak Cimatron E11.
Berdasarkan hasil perencanaan proses yang telah dibuat, sudu pengarah dibuat dari
beberapa proses pemesinan yaitu facing, centering, turning, chamfering dan freis. Penelitian
ini menghasilkan sebuah program untuk mesin CNC yang menghasilkan besar toleransi
penyimpangan yang lebih rendah dengan rancangan yaitu dari rentang -0,01 mm sampai 0,01
mm untuk sisi pressure dan rentang deviasi antara -0,01 sampai -0,02 mm untuk sisi suction.