PT Warung Pintar Sekali atau yang dikenal sebagai Warung Pintar merupakan startup ritel teknologi
berbasis kemitraan yang berfokus pada pengembangan bisnis mikro-menengah dengan bantuan
teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data analytics, dan blockchain. Setiap mitra yang
bekerjasama dengan Warung Pintar akan dipinjamkan gerobak beserta peralatan elektronik
pendukung, dibantu dalam proses pembelian barang dagangan, dan juga dipandu dalam menjalankan
bisnis secara umum. Selama keberjalanannya, Warung Pintar mengalami beberapa kasus yang
berdampak pada kerugian finansial yang cukup besar. Hal ini mendorong urgensi Warung Pintar
untuk merancang manajemen risiko agar kedepannya, perusahaan dapat melakukan langkah preventif
dan mitigasi untuk memperkecil dampak dari suatu kegagalan dalam proses bisnis perusahaan.
Standar yang digunakan untuk merancang manajemen risiko adalah ISO 31000:2018. Perancangan
manajemen risiko dibagi menjadi empat tahap, yaitu pemetaan proses bisnis, identifikasi risiko,
pengukuran risiko, dan evaluasi risiko. Pemetaan proses bisnis dilakukan dengan menggunakan
adaptasi dari Process Classification Framework yang dikeluarkan oleh American Productivity and
Quality Center (APQC). Identifikasi risiko dan pengukuran risiko menggunakan metode Failure
Mode and Effect Analysis (FMEA) yang mempertimbangkan tiga hal dalam suatu risiko, yaitu
severity, occurrence, dan detection. Selanjutnya, evaluasi risiko berdasarkan risk criteria perusahaan
dilakukan untuk menentukan daftar risiko kritis. Kemudian, Bow-Tie Analysis digunakan untuk
membantu perancangan langkah preventif dan mitigasi dari setiap risiko kritis berdasarkan hasil
pemetaan hubungan antara risiko dengan penyebab dan dampak. Terakhir, penentuan prioritas
implementasi dari usulan respon risiko ditentukan dengan Impact/Effort Matrix atau Action Priority
Matrix.
Jumlah risiko yang teridentifikasi melalui hasil pemetaan proses bisnis utama Warung Pintar adalah
135 risiko dengan 185 kombinasi potensi dampak, potensi penyebab, dan kontrol yang digunakan
untuk mendeteksi risiko. Berdasarkan hasil pengukuran risiko dan penentuan risiko kritis dengan
menggunakan risk criteria perusahaan, terdapat 57 risiko yang tergolong kritis dan akan dirancang
respon risikonya. Jumlah usulan respon risiko untuk seluruh risiko kritis adalah 88 usulan. Penentuan
prioritas penerapan usulan respon risiko dengan Impact/Effort Matrix atau Action Priority Matrix
menghasilkan 42 usulan jenis quick wins, 28 usulan jenis major project, dan 18 usulan jenis fill ins.