digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Silvi Rindiana
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Bambu merupakan hasil hutan bukan kayu yang memiliki potensi menjadi bahan substitusi kayu, namun pengelolaan hutan bambu masih tradisional dan lebih berfokus pada pengelolaan produksi dibandingkan faktor fisiologis tanaman seperti regulasi pertumbuhan, fotosintesis, transportasi hara dan sebagainya. Aspek fisiologis yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan fotosintesis tanaman diantaranya adalah Leaf Area Index (LAI) dan Specific Leaf Area (SLA). LAI dan SLA merupakan faktor biofisik yang berpengaruh terhadap kelangsungan proses fotosintesis, transpirasi, intersepsi, dan indikator keseimbangan energi dari vegetasi, serta menentukan hubungan antara karakteristik fisik lingkungan dan arsitektur tajuk tanaman. Nilai LAI dan SLA dapat berbeda-beda bergantung pada posisi daun pada tajuk dan letak rumpun tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai LAI dan SLA tiap rumpun dan tiap strata tajuk pada spesies bambu apus (Gigantochloa apus) yang kemudian dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut seperti menentukan laju aslimilasi netto, efisiensi fotosintesis, dan laju fotosintesis. Metode yang digunakan untuk mengestimasi nilai LAI dan SLA adalah destruktif dan non-destruktif dengan mengambil sampel sebanyak 5 rumpun dari total 100 rumpun (intensitas sampling 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LAI dan SLA bervariasi pada setiap rumpun bambu. Nilai LAI yang terbesar terdapat pada Rumpun 5 dengan nilai 9,40 dan yang terkecil terdapat pada rumpun 2 dengan nilai 2,32. Nilai LAI per strata tajuk yang terbesar terdapat pada strata atas dengan nilai 5,75 dan yang terkecil terdapat pada strata bawah dengan nilai 1,04. Nilai LAI rata-rata dari kelima rumpun adalah 5,59. Sementara nilai SLA per rumpun yang terbesar terdapat pada Rumpun 1 dengan nilai 9,78 m2/kg dan yang terkecil terdapat pada Rumpun 5 dengan nilai 7,93 m2/kg. Nilai SLA per strata tajuk yang terbesar terdapat pada strata atas dengan nilai 12,94 m2/kg dan yang terkecil terdapat pada strata bawah dengan nilai 6,17 m2/kg. Nilai SLA rata-rata dari kelima rumpun adalah 8,75 m2/kg.