digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak_Regina Raissa.pdfiu
PUBLIC Open In Flip Book Dwi Ary Fuziastuti

Potensi terjadinya gempa bumi di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Proses pemulihan daerah yang mengalami suatu gempa bumi dapat saja memerlukan dana yang sangat besar, dan walaupun asuransi digunakan untuk menanggulangi kerugian finansial akibat bencana alam gempa bumi, proses pengucuran dana tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu cepat. Untuk mengatasi hal tersebut, suatu perusahaan reasuransi dapat mengalihkan sebagian risiko finansial akibat bencana alam ke investor melalui suatu instrumen investasi yang dikenal sebagai obligasi bencana alam. Daya tarik dari obligasi ini adalah nilai return-nya yang tidak bergantung pada pergerakan pasar uang sehingga terbebas dari ancaman krisis ekonomi di pasar uang. Sebagai balas jasa menanggung risiko bencana alam tersebut, investor akan mendapatkan kupon yang terdiri atas komponen return sebesar LIBOR (London InterBank Offered Rate), dan komponen premi obligasi bencana alam. Dalam Tugas Akhir ini, perhitungan nilai premi obligasi bencana alam dilakukan dengan menggunakan model premi linear yang dihampiri dengan Extreme Value Theory. Penulis menggunakan data besar kekuatan gempa bumi megathrust mid 2 Sumatera (dalam moment magnitude) sebagai trigger dari obligasi bencana alam tersebut. Besar kekuatan gempa megathrust mid 2 Sumatera tersebut dimodelkan dengan menggunakan pendekatan Peaks Over Threshold yang memanfaatkan model peluang Generalized Pareto. Dari analisis data moment magnitude yang dimiliki, diperoleh bahwa model peluang Generalized Pareto dengan threshold 5:6Mw memiliki shape parameter = 0:1750 dan scale parameter = 0:3037. Penentuan nilai trigger dilakukan dengan menggunakan dua pertimbangan, yaitu secara empiris dan secara parametrik dengan menggunakan model peluang Generalized Pareto data moment magnitude tersebut. Dipilih beberapa nilai trigger untuk kasus investor yang risk-averse dan risk-lover, dan nilai premi obligasi bencana alam yang bersesuaian ditentukan.