Di awal 2019, pendapatan global di industri perhiasan mencapai US$ 114.780 juta dengan pendapatan
rata-rata per kapita sebesar US$22,1 dan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Gabungan skala global (TPTG)
diperkirakan tumbuh sebesar 0,6% pada 2019 hingga 2023, baik perhiasan bermerek, high end, dan
fashion. Pada saat yang sama, pendapatan di industri perhiasan Indonesia berjumlah US$1.930 juta di
awal 2019. Data tersebut menjadi fondasi yang kuat menuju pertumbuhan yang menjanjikan di industri
perhiasan nasional.
Dengan pertumbuhan yang menjanjikan, industri perhiasan juga memiliki konsekuensi berupa
penghalang untuk masuknya pendatang baru dan persaingan pasar yang tinggi. Oleh karena itu, Penulis
melihat urgensi yang sangat besar supaya merek perhiasan milik Penulis sendiri, Soigne, memiliki
keunggulan kompetitif yang khas dan berfungsi untuk membedakan merek perhiasan milik Penulis dari
pesaing. Sebuah penelitian oleh Khedner (2014) menyatakan bahwa Personal Branding merupakan
respons logis terhadap iklim ekonomi yang semakin kompetitif dan tidak pasti. Rampersad (2009)
menyatakan dalam bukunya, "Authentic Personal Branding" bahwa ada 11 kriteria untuk mencapai
Personal Branding yang Efektif dan Autentik. Kriteria tersebut adalah Authenticity, Integrity,
Consistency, Specialization, Authority, Distinctiveness, Relevant, Visibility, Persistence, Goodwill, dan
Performance.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kriteria Rampersad (2009) untuk Personal Branding yang
Efektif dan Autentik pada Pengusaha merek perhiasan berbasis di Bandung. Dari hasil pengamatan dan
penelitian awal, Penulis memutuskan memilih Massicot dan menganalisa Pengusaha merek tersebut,
Amanda Mitsuri. Untuk penelitian ini, Penulis menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan
Template Analysis sebagai metode analisis data. Penulis melakukan Pengumpulan Data dengan
melakukan wawancara semi-terstruktur dan mendalam kepada pengusaha Massicot, Amanda Mitsuri.
Transkrip Wawancara kemudian Penulis analisa dengan membuat Initial Coding Template untuk
menemukan kode dan tema. Setelah itu Penulis melakukan validasi dengan melakukan wawancara
semi-terstruktur dan mendalam kepada 8 perwakilan pengguna Instagram yang mengikuti Amanda
Mitsuri dan Massicot di Instagram. Kemudian dikodekan menurut Initial Coding Template yang
dikembangkan sebelumnya untuk mengonfirmasi pernyataan Pengusaha. Jika tema baru ditemukan,
Penulis menuliskannya sebagai seperangkat kode baru untuk memberikan wawasan terhadap penelitian
ini.
Dari temuan tersebut, Penulis menyimpulkan bahwa Personal Branding bermanfaat bagi Pengusaha
merek perhiasan berbasis di Bandung. Temuan ini membuktikan teori Khedner (2014) yang
menyatakan bahwa Personal Branding adalah respons logis terhadap iklim ekonomi yang semakin
kompetitif dan tidak pasti. Penulis kemudian menyimpulkan bahwa Kriteria Rampersad (2009) untuk
Personal Branding yang Efektif dan Autentik cocok untuk diterapkan pada Pengusaha merek perhiasan
yang berbasis di Bandung. Dari 11 kriteria, 8 kriteria dapat diterapkan karena Amanda dan Audiensnya
menyatakan perspektif yang sama pada 8 kriteria tersebut yang mencakup Authenticity, Consistency,
Distinctiveness, Relevant, Visibility, Persistence, Goodwill, dan Performance. Sedangkan 3 kriteria
lainnya tidak cocok karena Amanda dan Audiensnya menyatakan perspektif yang berbeda mengenai 3
kriteria yang mencakup Integrity, Specialization, dan Authority.
Penulis merekomendasikan agar merek perhiasan milik Penulis, Soigne menerapkan Personal Branding
Pengusaha dan menggunakan 8 dari 11 kriteria dari Rampersad (2009) terbukti cocok diterapkan untuk
memastikan Personal Brand Pengusaha Soigne Efektif dan Autentik.