Kaolin merupakan aluminium silikat hidrat alami yang sering dikombinasikan dengan pektin, suatu
senyawa polisakarida, digunakan sebagai antidiare karena memiliki aktivitas sebagai adsorben. Kadar
aluminium dalam kaolin ditetapkan dengan metode spektrofluorometri melalui reaksi derivatisasi
menggunakan pereaksi 8-hidroksikuinolin pada pH 6 dalam pelarut kloroform. Pengukuran intensitas
fluorosensi dilakukan pada panjang gelombang maksimum eksitasi 384 nm dan emisi 525 nm. Validasi
metode dilakukan dengan penentuan linearitas, akurasi, presisi, batas deteksi, dan batas kuantifikasi.
Metode yang tervalidasi diuji terhadap simulasi serbuk tablet dan suspensi yang mengandung kaolinpektin. Destruksi kering sampel simulasi dilakukan pada suhu 800
o
C selama 5 jam. Residu dilarutkan
dalam asam sulfat dan diambil filtratnya untuk diderivatisasi. Metode penetapan kadar aluminium
dalam kaolin dengan spektrofluorometri telah divalidasi dengan hasil linearitas dengan nilai koefisien
korelasi (r) 0,9979 dan koefisien variansi regresi (Vxo) 3,79%; batas deteksi 0,23 ppm dan batas
kuantifikasi 0,76 ppm; akurasi dengan nilai perolehan kembali 92,36±0,49-102,61±1,58% untuk simulasi
serbuk tablet dan 97,22±0,57-105,83±0,64% untuk simulasi suspensi; dan presisi antara dengan nilai
Horwitz Ratio (HORRAT) 0,06-0,07 dengan SBR 0,85-1,01% untuk simulasi serbuk tablet dan HORRAT
0,09-0,13 dengan SBR 1,25-1,74% untuk simulasi suspensi, dengan masing-masing nilai yang memenuhi
persyaratan berdasarkan AOAC International Guideline untuk validasi metode analisis. Kadar aluminium
yang terdapat dalam kaolin adalah 21,15±8,85 ppm. Metode yang tervalidasi digunakan untuk
menetapkan kadar sampel tablet “O”dengan perolehan kadar aluminium dari setiap tablet yang diujii
adalah 12,249 ppm ± 3,684% dan kadar kaolin dari setiap tablet adalah 579,084 mg ± 3,684%.