Cassia fistula L. atau trengguli merupakan tanaman yang sering dijumpai sebagai tanaman hias,
peneduh jalan setapak, dan sering digunakan sebagai obat tradisional. Daun trengguli sebagai obat
tradisional berfungsi sebagai pencahar, obat demam, dan obat luar. Metabolit sekunder memiliki
peran dalam aktivitas biologi suatu tumbuhan. Salah satu metabolit sekundernya yaitu flavonoid,
banyak terkandung dalam daun trengguli dan bertanggung jawab dalam aktivitas antioksidan dan
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa flavonoid
yang terkandung dalam daun trengguli. Pada penelitian ini, daun diekstraksi dengan metanol secara
ekstraksi sinambung menggunakan alat Soxhlet selanjutnya difraksinasi secara ekstraksi cair-cair
dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Fraksi dipantau secara kromatografi lapis tipis (KLT)
dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak etil asetat-n-heksan-metanol (8:1:1) kemudian
dengan sinar UV ?254 nm, UV ?366 nm dan penampak bercak sitroborat. Hasil pemantauan fraksi
menunjukkan bahwa kandungan flavonoid terbesar berada pada fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat
tersebut disubfraksinasi secara KLT preparatif dengan fase gerak dan fase diam sama dengan pada
pemantauan fraksi. Subfraksi dimurnikan secara KLT preparatif dengan fase diam silika gel GF254
dan fase gerak etil asetat-n-heksan-metanol (3:3:0,5) kemudian dipantau dengan penampak bercak
sinar UV ?254 nm, UV ?366 nm dan sitroborat. Hasil pemurnian diuji kemurniannya secara KLT
pengembangan tunggal dengan tiga fase gerak berbeda serta KLT dua dimensi, lalu dikarakterisasi
dan diidentifikasi secara spektrofotodensitometri, kromatografi kertas dua dimensi, dan penampak
uap amonia. Isolat diduga merupakan suatu senyawa isoflavon tanpa 5-OH bebas.