digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vikih Kusuma Wardhani
PUBLIC didi kusnendi

Kayu merupakan salah satu komoditas yang permintaannya terus meningkat. Namun, kini produksi kayu dari hutan alam semakin menurun. Kayu afrika (Maesopsis eminii) merupakan satu diantara jenis kayu cepat tumbuh yang potensial dikembangkan di hutan rakyat. Dalam proses penggergajian menghasilkan limbah sebetan kayu sebesar 22%. Untuk memanfaatkan limbah sebetan kayu gergajian, perlu diciptakan produk baru yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Salah satu produk perkayuan yang dapat dikembangkan ialah dengan membuat glulam. Perekat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk membuat glulam ialah PVAc dan UF. Namun, penggunaan perekat UF akan menghasilkan emisi formaldehida. Tanin dapat dimanfaatkan sebagai perekat dengan menggunakan serbuk kulit kayu untuk menjadi perekat ramah lingkungan. Tanin yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil ekstraksi tanin kulit batang surian, dengan rendemen yang didpat sebesar 9.43%. Tujuan penelitian ini adalah menentukan sifat fisis (kadar air dan berat jenis), mekanis (keteguhan rekat, MOE, dan MOR), rasio delaminasi glulam kayu afrika menggunakan perekat PVAc, UF, dan UF+Tanin, dan emisi formaldehida untuk perekat UF dan UF+Tanin, serta waktu kempa terbaik untuk semua jenis perekat. Pengujian glulam mengacu pada standar JAS 234-2003, kemudian hasil pengujian dibandingkan dengan standar JAS 234-2003, standar SNI 01-5008.2-1999 mengenai kayu laminasi dan papan balok penggunaan umum, SNI 03-3527-1994 mengenai kekuatan kayu konstruksi dalam keadaan kering dan SNI 06-0060-1998 mengenai urea formaldehida cair untuk perekat kayu lapis. Hasil penelitian menunjukkan nilai pengujian tertinggi glulam kayu afrika, perekat PVAc kadar air 15.2% (waktu kempa 48 jam). Berat jenis 0.409 (waktu kempa 72 jam). Keteguhan rekat 20.09 kg/cm² (waktu kempa 48 jam). MOE 36336.83 kg/cm² (waktu kempa 72 jam). MOR 210.06 kg/cm² (waktu kempa 72 jam). Perlakuan perekat UF, kadar air 14.9% (waktu kempa 24 jam). Berat jenis 0.409 (waktu kempa 24 jam). Keteguhan rekat 53.26 kg/cm² (waktu kempa 72 jam). MOE 46216.96 kg/cm² (waktu kempa 48 jam). MOR 268.66 kg/cm² (waktu kempa 48 jam). Perlakuan perekat UF+Tanin, kadar air 16.3% (waktu kempa 48 jam). Berat jenis 0.397 (waktu kempa 48 jam). Keteguhan rekat 71.72 kg/cm² (waktu kempa 72 jam). MOE 50404.92 kg/cm² (waktu kempa 72 jam). MOR 323.49 kg/cm² (waktu kempa 72 jam). Variasi nilai hasil pengujian sifat fisis dan mekanis disebabkan limbah sebetan kayu yang digunakan kurang seragam kualitasnya, faktor penyusunan papan lamina, proses perekatan, kadar air awal papan lamina tidak seragam serta adanya cacat pada limbah kayu yang tidak dapat dihindari. Pengujian rasio delaminasi yang memenuhi standar JAS 234:2003 hanya perlakuan UF waktu kempa 48 jam. Hal tersebut terjadi akibat garis rekat sampel yang kurang sempurna. Emisi formaldehida semua perlakuan F****. Hal tersebut menunjukkan perekat yang digunakan termasuk ke dalam perekat yang ramah lingkungan. Waktu kempa terbaik perlakuan perekat PVAc dan UF+Tanin adalah 72 jam, sedangkan perlakuan UF adalah 48 jam.