Indonesia merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia yang memungkinkan adanya fenomena thermal front.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keberadaan thermal front
berdasarkan variasi musiman dan variasi antar-tahunan di Indonesia. Data yang
digunakan adalah data Suhu Permukaan Laut (SPL), Ocean Nino Index (ONI), dan
Dipole Mode Index (DMI) dengan rentang waktu dari Januari 2007 – Desember 2017
(11 tahun). Data SPL merupakan data citra satelit Aqua Moderete Resolution Imaging
Spectroradiometer (MODIS) level 3 dengan resolusi 4 km. Pengolahan data SPL
menggunakan teknik penginderaan jauh dan Geographic Information System (GIS).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi SPL dan thermal front
dipengaruhi oleh variasi musim dan variasi antar-tahunan. Rata-rata kejadian thermal
front terbanyak di Perairan Indonesia terjadi pada kondisi kombinasi antara El-Nino
dan IOD Positif. Rata-rata kejadian thermal front terbanyak di Perairan Indonesia
terjadi pula pada saat Musim Timur, sedangkan rata-rata paling sedikit terjadi pada
saat Musim Peralihan II. Pada saat Musim Barat, Musim Peralihan II, dan Musim
Timur, Jumlah thermal front terbanyak terdapat pada Indonesia Bagian Barat.
Sedangkan, Pada Musim Peralihan I, Jumlah thermal front terbanyak terdapat pada
Indonesia Bagian Tengah. Pada tahun 2014 dan 2015, selalu terdapat thermal front
kuat di Bagian Barat Pulau Nusa Tenggara Timur (Mei), di Selat Badung dan Selat
Bali (Juli), dan di Laut Maluku (Agustus).