ABSTRAK Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana COVER Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Ginanjar Dwi Astuti
PUBLIC yana mulyana
Demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi memberikan beban
ekonomi yang substansial bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal
tersebut disebabkan tingginya biaya pengobatan baik biaya langsung maupun biaya
yang harus ditanggung oleh pihak pembayar (national health insurance), dalam hal
ini BPJS Kesehatan. Sejauh ini berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, namun
jumlah kasus tifoid cenderung meningkat. Salah satu upaya yang terbukti costeffective untuk pencegahan demam tifoid di berbagai negara adalah melalui upaya
vaksinasi. Dengan menggunakan Budget Impact Analysis (BIA), penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak imunisasi tifoid dengan menggunakan vaksin
polisakarida kapsular Vi tifoid terhadap anggaran rutin imunisasi, jika imunisasi
tifoid dimasukkan ke dalam program rutin. Metode top-down cost analysis
digunakan dalam penelitian ini dengan mengumpulkan observed costs dari berbagai
macam data sekunder, kemudian mengestimasi incremental cost-effectiveness ratio
(ICER) dan dampak anggaran vaksinasi tifoid pada tahun 2020 –2024 dalam dua
skenario, yaitu peningkatan daerah introduksi tiap tahun berdasarkan disease
burden tanpa nationwide vaccination dan dengan nationwide vaccination pada
tahun 2024. Berdasarkan hasil analisa, jumlah kasus yang dapat dicegah dengan
adanya vaksinasi pada 2020 –2024 berturut-turut masing-masing sebanyak: 117
dan 0; 1.741 dan 4; 3.863 dan 9; 24.538 dan 55; dan 37.435 dan 83 dengan skenario
tanpa nationwide vaccination pada tahun 2024 (skenario 1). Sedangkan jika pada
tahun 2024 diimplementasikan nationwide vaccination (skenario 2), maka jumlah
kasus dan jumlah kematian yang dapat dicegah masing-masing sebanyak 905.821
dan 201. Total prosentase biaya yang dibutuhkan untuk implementasi imunisasi
tifoid pada tahun 2020 –2024 dibandingkan program imunisasi rutin berturut-turut
sebesar: 0,05%; 0,83%; 1,74%; 3,74% dan 6,36% pada skenario 1 dan 28,89% jika
diimplementasikan nationwide vaccination pada skenario 2.
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan ICER, imunisasi tifoid
dapat dikategorikan sebagai intervensi yang cost effective dibandingkan tanpa
adanya vaksinasi. Sedangkan dari BIA menunjukkan bahwa nationwide
vaccination tidak affordable untuk diimplementasikan karena biaya yang
diperlukan mencapai 28,89% dari total anggaran rutin imunisasi yang ada.