digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Kamila Permata
PUBLIC Alice Diniarti

Rotasi diferensial adalah fenomena perbedaan laju rotasi tiap lintang pada Matahari yang menunjukkan bahwa Matahari bukanlah benda tegar. Rotasi diferensial merupakan hasil dari interaksi antara rotasi dan konveksi dan menyebabkan gerakan dinamo yang berpengaruh pada siklus aktivitas Matahari. Pada Tesis ini, dilakukan pengukuran umbra bintik Matahari pada fase naik siklus ke-24 Matahari untuk mengukur rotasi diferensial dengan metode tracer. Pengukuran koordinat bintik dilakukan dengan meneliti citra AIA (Atmospheric Imaging Assembly) pada panjang gelombang 4500 Å dari SDO (Solar Dynamic Observatory) menggunakan perangkat lunak JHelioviewer. Dilakukan pula pengukuran luas bintik Matahari menggunakan citra HMI (Helioseismic Magnetic Imager) dari SDO dengan perangkat lunak ImageJ. Dari pengukuran tersebut, didapatkan persamaan rotasi diferensial, hubungan kecepatan rotasi sideris umbra bintik Matahari dengan luas bintik, hubungan kecepatan gerak diri umbra bintik Matahari dengan klasifikasi Zurich dan McIntosh, hubungan kecepatan gerak diri umbra bintik Matahari dengan keberadaan lubang korona, dan hubungan kecepatan gerak diri umbra bintik Matahari dengan periode spotless. Persamaan rotasi diferensial yang didapat pada tesis ini adalah ? (B)=(14,27 ±0,01)-(0,78 ±0,1) sin^2 B (°/hari). Persamaan rotasi diferensial untuk hemisfer utara dan selatan memiliki persamaan berbeda yang menunjukkan keasimetrisan. Didapatkan pula untuk bintik tunggal dengan luas < 5 mHem, kecepatannya lebih tinggi sebesar 0,70% dibanding bintik tunggal dengan luas > 15 mHem. Untuk hubungan kecepatan gerak diri bintik dan klasifikasi Zurich, kelas AB (bintik muda) memiliki kecepatan yang paling tinggi, sedangkan bintik kelas H (bintik tua) memiliki kecepatan yang paling rendah. Pada klasifikasi McIntosh dengan parameter bentuk penumbra, bintik kelas x (belum memiliki penumbra) dan kelas r (penumbra belum sempurna) memiliki nilai kecepatan pergeseran bujur dan lintang paling besar. Sementara untuk klasifikasi McIntosh dengan parameter distribusi bintik, grup bintik kelas i (intermediate) dan kelas c (compact) memiliki kecepatan pergeseran yang tinggi. Rata-rata kelajuan bintik setelah periode spotless memiliki nilai yang lebih tinggi daripada sebelum periode spotless. Saat lubang korona besar, aktivitas bintik Matahari lebih rendah, ditunjukkan oleh besar kelajuan bintik yang relatif rendah pula daripada saat lubang korona berukuran kecil.