COVER Fahrurozi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fahrurozi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fahrurozi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fahrurozi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fahrurozi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fahrurozi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
IHO (2005) telah merekomendasikan penggunaan Lowest Astronomical Tide (LAT) untuk keperluan hidrografi dan navigasi, termasuk sebagai muka air rendah dalam penetapan lokasi titik dasar. LAT merupakan nilai teoritis yang ditentukan dengan memprediksi tinggi muka laut di masa yang akan datang. Basis waktu prediksi yang digunakan adalah 18.6 tahun. Nilai 18.6 digunakan untuk mengakomodasi dua osilasi yang substansial dalam pasang surut: periode nutasi bulan di ekliptika dan efeknya serta konstanta pasut dari lunar node. Nilai LAT dihitung secara matematis dengan analisis harmonik dan prediksi pasut. Pada penelitian ini, akan dibuat sebuah peta menggunakan data dari stasiun pasut Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan waktu pengamatan selama satu tahun dan interval data setiap jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sebaran nilai LAT yang diantara 0.26 sampai dengan 2.48 m dari mean sea level.