digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2015_TA_PP_SATRIO_DWIJAYANTO_1-COVER_.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015_TA_PP_SATRIO_DWIJAYANTO_1-BAB_1_.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015_TA_PP_SATRIO_DWIJAYANTO_1-BAB_2_.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015_TA_PP_SATRIO_DWIJAYANTO_1-BAB_3_.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015_TA_PP_SATRIO_DWIJAYANTO_1-BAB_4_.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015_TA_PP_SATRIO_DWIJAYANTO_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Penelitian ini bertujuan memetakan geologi secara detil pada lokasi penelitian yang berada di Daerah Ciawitali dan sekitarnya, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, serta mempelajari karakteristik durabilitas batulempung Formasi Subang di daerah tersebut. Lokasi penelitian berada pada koordinat geografis 107? 54’ 92.6243’’ E - 107? 56’ 20.6855” E dan 6? 36’ 16.6114” S - 6? 38’ 59.9944” S dengan luas 20 km2. Daerah penelitian termasuk dalam Cekungan Bogor. Daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan geomorfologi yaitu Satuan Perbukitan Lipatan dan Satuan Dataran Aluvial. Sejarah geologi yang terjadi dimulai sejak Miosen Akhir dengan pengendapan Satuan Batulempung di lingkungan neritik tengah yang disertai adanya regresi, kemudian terendapkan Satuan Batulempung-Batupasir secara selaras pada lingkungan neritik tepi. Fase regresi terus berlanjut pada Pleistosen Awal yang menyebabkan lingkungan pengendapan berubah menjadi daratan dan diendapkan Satuan Batupasir- Konglomerat secara selaras berupa endapan sungai teranyam dan endapan sungai meander. Proses tektonik Plio-Pleistosen menyebabkan terbentuknya struktur geologi berupa Antiklin Ciawitali, Sesar Naik Ciawitali, dan Sesar Mendatar Cikaro. Pada Kala Pleistosen Akhir terjadi vulkanisme yang menyebabkan diendapkannya Satuan Batupasir secara tidak selaras di atas Satuan Batupasir- Konglomerat. Proses pengangkatan secara regional masih berlangsung yang menyebabkan terjadinya proses erosi secara intensif di daerah penelitian dan diendapkan Satuan Aluvial hingga membentuk morfologi seperti saat ini. Pada daerah penelitian dilakukan analisis terhadap indeks durabilitas dan plastisitas batulempung pada Satuan Batulempung yang disetarakan dengan Formasi Subang. Analisis ini dilakukan dengan metode slake-durability test serta uji batas cair dan uji batas plastis batuan. Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai indeks durabilitas sangat rendah yang menandakan bahwa batulempung ini sangat mudah untuk mengalami keruntuhan.