Mata uang kripto adalah salah satu inovasi yang memunculkan beragam isu yang terus meluas, mulai dari penemuan kembali mata uang digital sampai pada revolusi mekanisme bertransaksi. Kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan oleh mata uang kripto menjadikannya sebagai mata uang alternatif bagi sejumlah pihak. Fluktuasi harganya yang tinggi memunculkan gagasan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat risiko yang tinggi, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Dengan mempertimbangkan mata uang kripto sebagai aset digital, dan memahami pertumbuhan nilainya sebagai peluang, mata uang kripto dapat dianggap sebagai salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam mengoptimalkan kinerja portofolio. Dalam studi ini, serangkaian analisis perbandingan kinerja dilakukan pada portofolio yang hanya melibatkan aset umum dan portofolio dengan sejumlah mata uang kripto di dalamnya. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan rasio Sharpe, dan optimalisasi portofolio dilakukan menggunakan metode Markowitz. Kurva efisiensi juga digunakan sebagai alat analisis dalam menentukan efisiensi portofolio. Hasil dan temuan yang diperoleh menyatakan bahwa portofolio dengan mata uang kripto dalam komposisinya memiliki potensi risiko dan imbal hasil yang lebih tinggi. Melalui metode Markowitz, rasio Sharpe pada portofolio dapat dioptimalkan hingga 20 kali pada 26,35% oleh indeks mata uang kripto, dan hingga 59 kali pada 76,11% oleh satuan mata uang kripto. Indeks CRYPTO5 berkontribusi dengan tingkat imbal hasil sebesar 148,98%, serta masing-masing BTC, ETH, XRP, dan XMR berkontribusi sebesar 168,77%, 234,25%, 562,86%, dan 422,13%. Komposisi optimal dari portofolio campuran mata uang kripto untuk investor penghindar risiko adalah 5.02% LQ45, 85.37% FIFI, dan 9.61% CRYPTO5. Sedangkan komposisi optimal dari portofolio campuran mata uang kripto untuk investor pencari risiko adalah 83,06% BTC, 4,87% ETH, 1,49% XRP, dan 10,57% XMR