digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses magmatik dan evolusi magma saat pembentukan batuan volkanik dapat tercermin dari komposisi dan kimia mineral pada batuan volkanik serta mikrotekstur plagioklas. Sementara itu, temperatur pembentukan magma dapat diketahui berdasarkan kehadiran mineral piroksen yang saling co-existing. Penelitian ini mengaplikasikan metode analisis petrografi dan kimia mineral pada olivin, piroksen, plagioklas, hornblenda, mineral opak, dan kuarsa dari lava andesit Kompleks Gunung Wayang Windu yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kompleks Gunung Wayang Windu, berurut dari tua ke muda, terdiri dari Khuluk Wayang dengan produk lava berupa andesit piroksen dan olivine bearing andesite, Khuluk Bedil dengan produk lava berupa andesit piroksen, dan Khuluk Windu dengan produk lava berupa andesit piroksen dan olivine bearing andesite. Lava Andesit Kompleks Gunung Wayang Windu memiliki afinitas kalk-alkali. Proses-proses yang terjadi pada dapur magma Kompleks Gunung Wayang Windu antara lain fraksionasi kristal, asimilasi, pencampuran magma, injeksi magma baru, disolusi yang diikuti dengan dekomposisi, dan dekompresi. Evolusi magma Kompleks Gunung Wayang Windu diawali dengan pembentukan magma andesit-basaltik Wayang pada temperatur 1100o C yang melibatkan proses asimilasi magma, fraksionasi kristal, dan pencampuran magma. Magma andesit basaltik Wayang sangat dipengaruhi oleh proses dekompresi adiabatik dan konveksi saat magma bergerak menuju ke permukaan. Selanjutnya terjadi erupsi menghasilkan aliran lava dan kubah lava Wayang. Penurunan temperatur terjadi pada dapur magma menghasilkan magma andesit Bedil dengan temperatur 900-1000o C. Proses ini diikuti dengan proses asimilasi magma dan fraksionasi kristal pada kondisi dapur magma yang relatif lebih stabil saat kolom erupsi berpindah ke arah utara membentuk Kubah Lava Bedil. Erupsi Kubah Lava Bedil sangat dipengaruhi oleh proses dekompresi sin-eruptif. Selanjutnya, injeksi magma basaltik yang sangat intensif terjadi pada dapur magma diikuti dengan pencampuran magma, asimilasi magma, dan fraksionasi kristal menghasilkan magma andesit-basaltik Windu pada temperatur 1100-1200o C. Dapur magma pada saat itu sangat dipengaruhi oleh proses dekompresi adiabatik dan konveksi.