digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 SUPRADONA SINAGA - Nim: 12514050
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 SUPRADONA SINAGA - Nim: 12514050
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 SUPRADONA SINAGA - Nim: 12514050
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 SUPRADONA SINAGA - Nim: 12514050
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 SUPRADONA SINAGA - Nim: 12514050
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA SUPRADONA SINAGA - Nim: 12514050
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Bijih emas refraktori tidak efektif diolah dengan cara sianidasi langsung. Beberapa jenis bijih emas refraktori seperti bijih emas sulfidis, karbonatan, telurida, dan kombinasi antar ketiga jenis bijih tersebut. Pengolahan bijih refraktori untuk mengoksidasi mineral pengotor dilakukan dengan cara roasting dan oksidasi bertekanan. Namun metode tersebut kurang ekonomis mengacu kepada biaya operasi yang tinggi. Salah satu metode yang kemudian dipertimbangkan untuk proses pre-treatment bijih emas refraktori adalah metode biooksidasi. Biooksidsi merupakan metode baru dengan operasi yang sederhana, ramah lingkungan, dan menawarkan biaya operasi yang ekonomis. Penelitian ini memanfatkan bakteri mixotrof untuk mengoksidasi mineral pengotor yang menginklusi partikel emas khususnya mineral karbonatan. Serangkaian percobaan seperti preparasi sampel, proses biooksidasi dan pelindian dilakukan. Preparasi sampel bijih emas meliputi proses peremukan dan penggerusan disertai pengayakan hingga ukuran 75 µm. Biooksidasi mineral pirit mempelajari kemampuan oksidasi bakteri terhadap besi dan mengetahui konsentrasi optimum pirit untuk proses biooksidasi bijih emas. Proses biooksidasi bijih emas dilakukan dengan tiga variasi bakteri, variasi persen solid, dan penambahan NaCl. Percobaan dilakukan di dalam labu Erlenmeyer dengan volume kerja 350 mL dan persen inokulasi 10% (v/v) dan diinkubasi pada kecepatan 180 rpm. Analisis pH dan potensial dilakukan selama proses biooksidasi. Karakterisasi menggunakan X-ray diffraction dilakukan terhadap residu biooksidasi untuk mengetahui perubahan komponen mineral yang terjadi akibat proses biooksidasi. Sianidasi langsung dan sianidasi residu biooksidasi dilakukan dengan kondisi 10% padatan, 1000 ppm NaCN, pada pH 10-11 dan kandungan dissolved oxygen 7-15 ppm selama 24 jam. Kandungan emas dan perak dan Fe terlarut kemudian dianalisis menggunakan atomic absorbtion spectroscopy (AAS). Persen ekstraksi Au dengan metode sianidasi langsung diperoleh sebesar 70,74%. Sementara persen ekstraksi Au tertinggi hasil pelindian residu biooksidasi dengan variasi persen padatan dan penambahan 29,25 g/L NaCl berturut-turut sebesar 88,89 % pada persen padatan 15% dan 82,55% menggunakan bakteri Neisseria flavescens. Di sisi lain, penambahan NaCl mengurangi persen ekstraksi. Hal ini kemungkinan disebabkan konsentrasi ion Cl- bebas bersifat toksik terhadap pertumbuhan bakteri sehingga menghambat proses biooksidasi. Berdasarkan persen ekstraksi emas yang diperoleh, bakteri terbaik untuk biooksidasi bijih emas adalah bakteri Neisseria flavescens.