Ledakan penduduk yang didominasi pada wilayah perkotaan menjadikan timbulnya permukiman-permukiman kumuh yang memiliki keterbatasan dalam segi fasilitas hidup terutama air bersih dan sanitasi. Pertumbuhan permukiman kumuh di wilayah Kota Samarinda berada di kawasan bantaran Sungai Karang Mumus yang dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan hidup, ekonomi, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memilih teknologi pengolahan air limbah yang dapat diterapkan untuk kawasan pemukiman bantaran sungai melalui evaluasi dampak lingkungan dengan menggunakan LCA. Opsi teknologi dipilih melalui kondisi fisik lingkungan pemukiman yang ada di bantaran sungai kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan diagram alir opsi teknologi pengolahan dan dibandingkan dengan teknologi-teknologi pengolahan air limbah yang telah diterapkan pada kawasan pemukiman bantaran sungai atau pemukiman perairan lainnya. Opsi teknologi yang terpilih adalah tangki septik, tripikon-s, dan biofilter. Opsi teknologi tersebut akan dianalisis dan dievaluasi potensi dampak lingkungan dari tahap konstruksi dan operasi, dengan menggunakan LCA melalui software SimaPro8.4 dengan analisis dampak menggunakan CML2 Baseline 2000. Dampak yang dianalisis antara lain asidifikasi, eutrofikasi, pemanasan global, penipisan lapisan ozon. Pada analisis dampak lingkungan diketahui bahwa tahap konstruksi merupakan tahapan yang memberikan kontribusi besar terhadap potensi dampak lingkungan yang ada. Potensi asidifikasi dan pemanasan global merupakan potensi dampak yang dominan pada ketiga opsi teknologi, dengan kontribusi sebesar 2,01x10-10 kgSO2-eq untuk potensi asidifikasi dan 1,11x10-10 kgCO2-eq untuk potensi pemanasan global, dengan biofiltrasi sebagai kontributor utama. Potensi asidifikasi dan pemanasan global disebabkan proses produksi plastik pada penggunaan material seperti fiberglass, media sarang tawon, pipa PVC. Potensi eutrofikasi disebabkan oleh nutrien (Total Nitrogen dan Fosfor) yang keluar bersama dengan air limbah yang telah diolah pada tahap operasi. Potensi eutrofikasi paling besar dihasilkan pada Tripikon-S, sebesar 2,3x10-10 kgPO4-eq. Potensi penipisan ozon, biofiltrasi memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sebesar 3,09x10-12 kgCFC-11-eq. Berdasarkan hasil perbandingan teknologi, diketahui bahwa tangki septik memiliki potensi dampak lingkungan yang cukup minim dan dapat menjadi pilihan untuk diaplikasikan pada kawasan bantaran sungai.