digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Situ Cipule merupakan Situ di lahan bekas penambangan pasir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Keberadaan Situ Cipule telah berdampak terhadap kenaikan suhu udara di sekitarnya. Disekitar Situ telah ditanam pohon sebanyak 301 pohon dari 20 jenis antara lain Mahoni (S. macrophylla), Kersen (M. calabura), Trembesi (S. saman), Glodokan tiang (P. longifolia), dan Ketapang (T. catappa). Keberadaan pohon tersebut diduga berpengaruh terhadap penurunan suhu udara di sekitar Situ melalui mekanisme penyerapan CO2. Daya serap CO2 untuk kepentingan proses fotosintesis diduga dipengaruhi oleh posisi daun pada empat arah mata angin (Utara, Timur, Selatan, dan Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya serap karbondioksida (CO2) dari lima jenis pohon yang tumbuh di sekitar Situ Cipule berdasarkan posisi daun di tajuk pohon pada arah Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Sebanyak 120 daun dari lima jenis pohon di kawasan Situ Cipule diambil untuk diukur daya serap CO2 nya. Pengukuran daya serap pohon terhadap karbondioksida dilakukan dengan metode Somogyi-Nelson (1944) untuk mengetahui kadar karbohidrat pada daun sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap pohon terhadap CO2 per satuan unit permukaan daun (cm2) yang tertinggi adalah Mahoni (5,24 x 10-4 g cm-2 jam-1), disusul oleh Kersen (4,37 x 10-4 g cm-2 jam-1), Trembesi (1,25 x 10-4 g cm-2 jam-1), Glodokan tiang (2,32 x 10-4 g cm-2 jam- 1) dan Ketapang (0.41 x 10-4 g cm-2 jam-1). Namun daya serap CO2 per satuan tajuk pohon yang tertinggi terdapat pada Kersen (597,34 g cm-2 pohon-1), diikuti oleh Mahoni (408,56 g cm-2 pohon-1), Trembesi (374,00 g cm-2 pohon- 1) Glodokan tiang (234,70 g cm-2 pohon-1), dan Ketapang (22,83 g cm-2 pohon-1). Sedangkan berdasarkan letak daun pada tajuk pohon, nilai serapan CO2 tertinggi dari lima jenis pohon yang diteliti diperoleh pada arah Timur (3,61 x 10-4 g cm-2 jam-1), diikuti oleh arah Utara (2,85 x 10-4 g cm-2 jam-1), arah Barat (2,66 x 10-4 g cm-2 jam-1), dan arah Selatan (1,76 x 10-4 g cm-2 jam-1). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis Mahoni memiliki kemampuan daya serap CO2 tertinggi, diikuti oleh Kersen, Glodokan tiang, Trembesi, dan Ketapang. Daya serap CO2 oleh daun pada posisi arah Timur memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh posisi arah Utara, Barat, dan Selatan. Besarnya daya serap CO2 pada sebatang pohon dipengaruhi oleh kemampuan dasar dalam menyerap CO2 pada daun, luas area permukaan tajuk, dan arah sinar matahari.