Situ Cipule merupakan Situ di lahan bekas penambangan pasir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Keberadaan
Situ Cipule telah berdampak terhadap kenaikan suhu udara di sekitarnya. Disekitar Situ telah ditanam pohon
sebanyak 301 pohon dari 20 jenis antara lain Mahoni (S. macrophylla), Kersen (M. calabura), Trembesi (S. saman),
Glodokan tiang (P. longifolia), dan Ketapang (T. catappa). Keberadaan pohon tersebut diduga berpengaruh
terhadap penurunan suhu udara di sekitar Situ melalui mekanisme penyerapan CO2. Daya serap CO2 untuk
kepentingan proses fotosintesis diduga dipengaruhi oleh posisi daun pada empat arah mata angin (Utara, Timur,
Selatan, dan Barat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya serap karbondioksida (CO2) dari lima jenis
pohon yang tumbuh di sekitar Situ Cipule berdasarkan posisi daun di tajuk pohon pada arah Utara, Timur, Selatan,
dan Barat. Sebanyak 120 daun dari lima jenis pohon di kawasan Situ Cipule diambil untuk diukur daya serap CO2
nya. Pengukuran daya serap pohon terhadap karbondioksida dilakukan dengan metode Somogyi-Nelson (1944)
untuk mengetahui kadar karbohidrat pada daun sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap pohon
terhadap CO2 per satuan unit permukaan daun (cm2) yang tertinggi adalah Mahoni (5,24 x 10-4 g cm-2 jam-1), disusul
oleh Kersen (4,37 x 10-4 g cm-2 jam-1), Trembesi (1,25 x 10-4 g cm-2 jam-1), Glodokan tiang (2,32 x 10-4 g cm-2 jam-
1) dan Ketapang (0.41 x 10-4 g cm-2 jam-1). Namun daya serap CO2 per satuan tajuk pohon yang tertinggi terdapat
pada Kersen (597,34 g cm-2 pohon-1), diikuti oleh Mahoni (408,56 g cm-2 pohon-1), Trembesi (374,00 g cm-2 pohon-
1) Glodokan tiang (234,70 g cm-2 pohon-1), dan Ketapang (22,83 g cm-2 pohon-1). Sedangkan berdasarkan letak daun
pada tajuk pohon, nilai serapan CO2 tertinggi dari lima jenis pohon yang diteliti diperoleh pada arah Timur (3,61 x
10-4 g cm-2 jam-1), diikuti oleh arah Utara (2,85 x 10-4 g cm-2 jam-1), arah Barat (2,66 x 10-4 g cm-2 jam-1), dan arah
Selatan (1,76 x 10-4 g cm-2 jam-1). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis Mahoni memiliki kemampuan
daya serap CO2 tertinggi, diikuti oleh Kersen, Glodokan tiang, Trembesi, dan Ketapang. Daya serap CO2 oleh daun
pada posisi arah Timur memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh posisi arah Utara, Barat, dan Selatan. Besarnya daya
serap CO2 pada sebatang pohon dipengaruhi oleh kemampuan dasar dalam menyerap CO2 pada daun, luas area
permukaan tajuk, dan arah sinar matahari.