Lokasi penambangan yang berada di negara maritim ini membuat pengusaha tambang menggunakan angkutan laut (tongkang) untuk memindahkan muatan. Struktur dermaga yang paling efisien digunakan untuk kegiatan tersebut adalah tipe dermaga curah dengan material utama baja yang menggunakan sistem sambungan las. Sistem sambungan las memiliki risiko kemungkinan kegagalan fatigue yang lebih besar dari pada sistem sambungan lainnya akibat adanya konsentrasi tegangan sehingga perlu dilakukan pengecekan terhadap kemungkinan adanya retak pada elemen struktur. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji laju perambatan retak fatigue pada elemen yang mengalami tegangan maksimum, serta mengidentifikasi umur hidup fatigue pada elemen yang ditinjau.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan memodelkan seluruh beban yang bekerja pada program analisa struktur dengan berbagai variasi tegangan yang bekerja untuk mendapatkan desain penampang yang optimum, dilanjutkan dengan mengidentifikasi elemen struktur yang paling rentan sehingga didapat objek studi yang lebih spesifik untuk selanjutnya dilakukan identifikasi mekanisme kerusakan fatigue. Data tersebut dimasukan ke dalam model sistem sambungan las dengan tegangan sebagai kontrol, mekanisme tersebut akan menimbulkan reaksi pada elemen las sehingga diperoleh pendekatan kurva S-N detail sambungan. Hasil yang diperoleh dapat dioleh secara numerik untuk menentukan kriteria desain yang lebih menentukan antara kegagalan leleh atau fraktur.
Hasil kajian menunjukan, terdapat 4 elemen tipikal yang berisiko mengalami fatigue. Namun, fatigue life hanya ditinjau pada elemen yang paling kritis saja. Dengan metode miner diperoleh fatigue life maksimumnya 81 tahun dengan kontrol berupa damage factor sebesar 0,123 sedangkan metode fraktur mekanik 108 tahun dengan kontrol nilai = 643,21 MPa > = 355 MPa. Sehingga elemen yang ditinjau diindikasikan tidak mengalami kegagalan fatigue.