Secara epistemologis, foto merupakan produk dari melukis dengan cahaya dan
peristiwa memberhentikan ruang dan waktu pada keadaan yang menjadi pusat
perhatian seorang fotografer. Sampel pada penelitian ini, merupakan foto keluarga
orang Tionghoa Totok, Peranakan, dan Hollands Spreken di Bandung, dengan
kurun waktu lima belas tahun sebelum dan sesudah peristiwa Mei 1998 (era
Reformasi). Foto bagi orang Tionghoa dianggap sebagai artefak dari kebudayaan
mereka. Foto dapat merekam jejak peristiwa yang dialami oleh orang Tionghoa
ketika mereka beraktifitas. Sedari dahulu hingga sekarang, kebudayaan, identitas,
hingga perilaku dalam berkeluarga maupun bermasyarakat orang Tionghoa
dipengaruhi oleh ajaran Konfusius (konfusiusisme). Ajaran utama Konfusius
adalah mempraktikkan prinsip Kemanusiaan (Ren) yang melibatkan aspek Xiao
(kebaikan manusia) yang di dalamnya mengandung aspek Zhong (loyalitas) dan
Shu (tidak egois), serta aspek Li (ritual) dan aspek Tian Ming (takdir). Dalam
Aspek Keadilan, di dalamnya mengandung aspek Zeng Ming (pembenaran) dan Yi
(kebajikan) yang menitikberatkan pada keharmonisan keluarga. Penelitian ini,
menggunakan metode kualitatif dengan alat uji Analisis Teks (textual analysis)
pos-stuktural dengan bingkai konfusiusisme. Analisis dalam penelitian ini dibagi
dalam dua tahap yaitu: tahap pertama, dengan menggunakan pisau bedah
Semiotika C.S. Peirce yang melibatkan pemahaman ikon dan indeks, serta
meliputi kategori “firstness” dan “secondness” dalam mengekspresikan trikotomi
representamen, objek, dan interpretan terhadap foto keluarga orang Tionghoa di
Bandung. Tahap kedua, hasil dari tahap pertama dikonkritkan dengan melibatkan
pengaruh dari sosio-budaya,sosio-politik orang Tionghoa, dan globalisasi
sehingga menghasilkan refleksi perubahan identitas orang Tionghoa Bandung.
Dalam penelitian ini, dihasilkan suatu temuan bahwa setelah melalui peristiwa
Mei 1998, terdapat aspek yang tidak mengalami perubahan dalam ajaran
Konfusius pada orang Tionghoa Bandung, yakni aspek Keadilan (Zeng Ming dan
Yi).Sedangkan pada aspek Kemanusiaan (Ren),berdasarkan penelitian, ajaran
Konfusius pada orang Tionghoa Bandung mengalami banyak pergeseran.