digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-COVER.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_MARIA_IMELDA_SADA_BUPU_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

Saat ini segala bentuk kebutuhan manusia sangat bergantung dengan ketersediaanya energi di dunia. Hal ini menyebabkan energi harus dijaga ketersediannya. Salah satu energi yang sangat dibutuhkan manusia saat ini adalah energi listrik. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya krisis listrik, khususnya di Indonesia adalah dengan mengeksplorasi sumber energi terbarukan, yakni energi panas bumi (geothermal energy). Indonesia saat ini merupakan produsen panas bumi terbesar ketiga di dunia, dengan tujuh area panas bumi yang tersebar di Jawa, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara yang memproduksi sekitar 1.439 MW. Salah satunya adalah pembangkit listrik Wayang Windu di Jawa Barat. Saat ini PLTP Wayang Windu menggunakan siklus single flash untuk membangkitkan energi listrik. Uap yang keluar dari sumur panas bumi di Wayang Windu masih memiliki kandungan air yang cukup banyak. Penambahan uap dari flash separator ini akan berpengaruh pada sistem PLTP Wayang Windu yang ada saat ini. Untuk itu, diperlukan perhitungan termodinamika untuk mencari kondisi desain pada setiap komponen di PLTP Wayang Windu. Hal ini dilakukan untuk mencari kondisi optimum PLTP setelah dilakukan penambahan flash separator. Perhitungan termodinamika akan menggunakan perangkat lunak Microsoft Macro Excel VBA. Hasil yang diperoleh adalah pemodelan double flash dengan satu turbin menghasilkan daya 3,5 MW lebih besar dibandingkan dengan pemodelan double flash dua turbin yang menghasilkan 1,2 MW.