digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sumber daya minyak dan gas non konvensional seperti shale oil and gas merupakan salah satu sumber energi dengan jumlah cadangan yang besar di Indonesia. Indonesia memiliki cadangan shale gas yang lebih besar dibandingkan gas konvensional. Daerah potensi shale gas di Indonesia diantaranya berada di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Untuk mengetahui potensi shale gas di Cekungan Kutai ini perlu dilakukan survei geofisika yang dapat memberikan informasi mengenai struktur geologi bawah permukaan. Metode magnetotelurik merupakan cabang dari survei geofisika yang memanfaatkan medan elektromagnetik bumi untuk memetakan struktur geologi bawah permukaan. Namun adanya sumber gangguan elektromagnetik di daerah penelitian akan menyebabkan rendahnya kualitas data. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa proses robust, analisis time series, analisis local reference, dan seleksi cross power mampu meningkatkan kualitas data (yang diindikasikan oleh nilai koherensi serta smoothness kurva resistivitas semu dan fasa yang meningkat). Kemudian, berdasarkan hasil inversi 2D terlihat adanya anomali resistivitas rendah yang diduga merupakan kontribusi dari black shale dengan tingkat kematangan meta-anthracite (gas window). Selain itu dari hasil inversi 1D dan 2D diketahui pula bahwa terdapat perbedaan antara mode TE (Transverse Electric) dan TM (Transverse Magnetic), yakni mode TE sensitif terhadap lapisan konduktif, sedangkan mode TM sensitif terhadap lapisan resistif.