digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-COVER.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_HILMAN_NUR_FAIZI_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

Republik Indonesia sendiri diketahui terdiri dari berbagai gunung api dikarenakan negara kita dilintasi oleh jalur cincin api dunia yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik-Medetarenia. Dengan melimpah nya gunung api di Indonesia maka pada penelitian tahap pertama ini penulis melakukan penentuan episenter untuk gempa vulkanik yang terjadi di Gunung Gede Jawa Barat pada bulan Desember 2017. Data didapatkan oleh penulis dari tempat Kerja Praktek sebelumnya yaitu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Penelitian ini dilakukan pengolahan data terhadap monitoring aktivitas kegempaan gunung api. Salah satunya yang sangat penting adalah penentuan lokasi hiposenter dari setiap kegempaan di gunung api. Penentuan hiposenter yang akan dilakukan dibatasi disini hanya untuk jenis gempa vulkanik tipe A dan tipe B. Langkah awal dilakukan picking data dengan menggunakan software SWARM untuk menentukan waktu tiba gelombang P dan S dari tiap gempa vulkanik tipe A atau B, hal ini dilakukan untuk data tiap stasiun pengamatan di Gunung Gede yang berjumlah sekitar 10 stasiun. Kemudian untuk penentuan hiposenter gempa vulkanik tipe A atau B di penelitian kali ini digunakan metode Geiger’s Adaptive Damping (GAD) maka waktu tiba gempa diharuskan terekam oleh minimal 3 stasiun. Dari total data awal yang dimiliki berjumlah total 61 event gempa hanya 60,65% data yaitu 37 event gempa yang dapat diolah oleh GAD dikarenakan program ini mewajibkan event gempa terekam minimal 3 stasiun. Pergerakan event dari waktu ke waktu, semua event menuju ke permukaan dan tertahan oleh sebuah lapisan impermeabel yang diprediksi merupakan clay hidrotermal hasil dari batuan alterasi. Penyebab dari kegempaan ini sangat terkait pergerakan fluida yang menuju ke permukaan, baik dalam hal fluida membuat batuan terdapat retakan atau fluida mengisi retakan yang sudah ada. Untuk frekuensi gempa