digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Duduk di lantai merupakan budaya khas di beberapa negara Asia. Di Indonesia, biasanya untuk duduk di lantai menggunakan alas duduk berbahan pabrikasi seperti karpet, tikar plastik, atau busa. Selain bahan pabrikasi ada pula alas duduk dari material alami seperti tikar rotan dan tikar mendong namun produksinya terbatas karena kurangnya ketersediaan bahan baku. Pemanfaatan limbah daun pinus yang melimpah di dataran tinggi masih belum dimaksimalkan, terutama di bidang interior. Memanfaatkan material alami menjadi biokomposit mungkin dapat menghasilkan keunikan tersendiri yang diharapkan dapat menstimulasi sensasi sensorik tubuh manusia saat duduk menikmati makanan di restoran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas kenyamanan persepsi sentuhan duduk di lantai pada material biokomposit daun pinus terhadap aktivitas makan. Penelitian ini menggunakan beberapa metode eksperimen. Eksperimen pertama dilakukan dalam pembuatan biokomposit daun pinus. Untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara objek dan subjek penelitian maka dilakukan eksperimen kedua yaitu pengujian alas duduk biokomposit daun pinus kepada responden. Eksperimen kedua ini mengujikan enam tipe alas duduk, yaitu empat material biokomposit dan dua material alas duduk existing sebagai variabel kontrol. Keempat material biokomposit tersebut dibuat berdasarkan perbedaan tekstur permukaan (halus – kasar) yang digunakan dan tingkat kerapatan biokomposit (renggang – rapat). Responden yang dipilih merupakan anak muda generasi millennials pada rentang usia 19 – 25 tahun dengan kriteria sudah cukup terbiasa untuk duduk lesehan dalam aktivitas sehari – hari. Berdasarkan hasil eksperimen dan analisis diketahui bahwa alas duduk biokomposit dapat mempengaruhi kenyamanan konsumen saat makan duduk lesehan. Jika dibandingkan dengan alas duduk lesehan yang sudah ada di restoran saat ini, alas duduk biokomposit daun pinus lebih unggul pada aspek kenyamanan sentuhan dan visual. Hasil penilaian beberapa aspek kenyamanan, responden merasa nyaman pada alas duduk biokomposit yang memiliki permukaan halus dan kerapatan rendah. Penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan material biokomposit pada sarana duduk yang berkaitan dengan kenyamanan sentuhan. Penelitian selanjutnya perlu melakukan pengujian kadar air bahan baku biokomposit dan pengembangan treatment yang mampu menjaga partikel biokomposit agar tetap kuat namun tetap elastis.