2017 TA PP GEDE SEPTIAN CHESAR RAHARJA SUPUTERA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti
Korosi merupakan fenomena kerusakan material logam oleh karena bereaksi dengan lingkungan. Korosi merupakan fenomena alami dikarenakan logam secara umum lebih stabil berada pada fasa oksidanya. Korosi sumuran merupakan salah satu bentuk serangan korosi yang terjadi. Dalam industri, material sering dihadapkan dengan lingkungan kerja yang relatif ekstrem. Lingkungan kerja yang ekstrem ini dapat berupa temperatur kerja yang tinggi hingga lingkungan kerja dengan tingkat keasaman yang tinggi atau lingkungan yang korosif. Untuk mengantisipasi kegagalan material oleh karena korosi dipilih material yang memiliki ketahanan korosi yang tinggi. Salah satu dari material ini adalah material UNS N06625 atau umumnya dikenal sebagai Inconel 625. Namun untuk perangkaian komponen dengan dimensi yang besar sering dilakukan proses penyambungan logam dengan cara pengelasan. Dalam hal ini perlu dilakukan studi pengaruh proses pengelasan terhadap ketahanan korosi sumuran material UNS N06625. Pengujian yang dilakukan merupakan pengujian imersi dengan menggunakan standar ASTM G48 C dimana dilakukan pengujian imersi terhadap material pada temperatur 75oC, 80oC, 85oC, dan 95oC. Dari pengujian ini didapatkan data berupa jumlah dan kedalaman sumuran. Data dari tiap-tiap temperatur selanjutnya dibandingkan untuk melihat pengaruh proses pengelasan terhadap ketahanan korosi sumuran material UNS N06625. Dari pengujian imersi yang dilakukan didapat hasil yang bersih atu tidak ditemukannya korosi sumuran pada sampel yang diuji pada temperatur 75oC, sedangkan sampel yang diuji pada temperatur 95oC mengalami korosi yang sangat parah sehingga tidak dapat dilakukan ekstrasi data. Pada sampel uji 80oC dan 85oC tejadi korosi sumuran yang terinisiasi di daerah Heat Affected Zone (HAZ). Selanjutnya dilakukan pendekatan Temperatur Korosi Sumuran Kritis menggunakan regresi sehingga didapat korelasi dimana peningkatan kedalaman sumuran sebanding terhadap kenaikan temperatur. Selain itu terbukti pula dengan adanya HAZ ketahanan material terhadap serangan korosi sumuran akan menurun dilihat dari mayoritas serangan bermula pada daerah HAZ. Didapat hasil nilai pendekatan CPT sebesar 75.47oC dari hasil ekstrapolasi massa hilang terhadap temperatur.