digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan pestisida organoklorin telah dilarang karena sifatnya yang persisten di alam. Dalam menanggapi hal ini sektor pertanian mengganti pestisida organoklorin dengan pestisida organofosfat yang lebih mudah terdegradasi, namun pestisida organofosfat secara umum bersifat lebih toksik. Beberapa penelitian di DAS Citarum Hulu menunjukkan adanya residu pestisida organoklorin di air dan sedimen. Sungai Cikeruh merupakan bagian dari DAS Citarum Hulu. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti konsentrasi pestisida organoklorin dan organofosfat di air dan sedimen Sungai Cikeruh serta membuat profil pencemarannya. Sampel air dan sedimen diambil dari sepuluh titik di sepanjang sungai, kemudian dianalisis menggunakan metode kromatografi gas untuk menentukan konsentrasi pestisida. Pestisida organoklorin berupa lindan (?-BHC) dan endrin terdeteksi pada sampel sedimen dengan konsentrasi 1,409-7,376 ppb dan 1,01-1,915 ppb. Pestisida organoklorin tidak terdeteksi di seluruh sampel air. Pestisida organofosfat terdeteksi pada seluruh sampel air dengan konsentrasi 1,71-24,96 ppb (diazinon), 7,66-223,61 ppb (klorpirifos), 3,85-59,48 ppb (malation), 1,02-8,26 ppb (fenitrotion), 1,3-13,04 ppb (paration), 2,44-4,87 ppb (metidation), dan 0,77-11,61 ppb (profenopos). Sedangkan pestisida organofosfat terdeteksi di sampel sedimen dengan konsentrasi 15,75-42,99 ppb (diazinon), 7,22-60,06 ppb (klorpirifos), 10,67-65,77 ppb (malation), 3,48-21,06 ppb (fenitrotion), 1,78-70,93 ppb (paration), 5,48-14,54 ppb (metidation), dan 2,53-49,72 ppb (profenopos). Jenis pestisida dengan konsentrasi tertinggi yaitu klorpirifos di sampel air dan paration di sampel sedimen. Tidak ditemukan korelasi antara konsentrasi pestisida di air dan di sedimen. Keberadaan residu pestisida organoklorin dan organofosfat di Sungai Cikeruh dapat dikaitkan dengan aktivitas pertanian dan permukiman di sekitar sungai.