digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengelolaan sampah yang optimal merupakan suatu tantangan besar yang dihadapi oleh seluruh kota besar di Indonesia, salah satunya adalah Kota Bandung. Dalam pelaksanaan undang-undang No 18 Tahun 2008, pemerintah Kota Bandung memfasilitasi kegiatan penggunaan kembali, pengurangan dan daur ulang sampah (3R) di beberapa lokasi tempat pengolahan sementara (TPS), dan lingkungan permukiman. Namun hanya beberapa lokasi yang efektif melaksanakan kegiatan 3R, maka dilakukan penelitian untuk mengkaji dan menentukan faktor yang berpengaruh terhadap berjalannya TPS 3R. Selain itu dilakukan juga pembelajaran dari pengelolaan sampah lingkungan permukiman berbasis masyarakat yang berjalan dengan baik untuk mencari kesamaan faktor keberhasilan pengelolaan sampah di TPS 3R dan lingkungan permukiman. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pengelola TPS dan masyarakat wilayah studi. Wilayah studi terdiri dari TPS 3R Babakan Sari mewakili TPS yang berjalan dan TPS 3R Cicadas mewakili TPS 3R yang tidak berjalan serta lingkungan permukiman di RW 09 Kelurahan Cigereleng. Penentuan faktor yang berpengaruh dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik terhadap aspek teknis, pembiayaan, kelembagaan, peraturan dan partisipasi masyarakat. Dari hasil analisis regresi logistik dapat diketahui bahwa faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan berjalannya TPS 3R adalah jenis pola pewadahan, operator terampil, bantuan investasi dari swasta/LSM, bentuk lembaga kelompok swadaya masyarakat, frekuensi pertemuan warga terkait pengelolaan sampah serta standar operasional prosedur. Berdasarkan pembelajaran pada pengelolaan sampah berbasis masyarakat di RW 09 Kelurahan Cigereleng terdapat beberapa kesamaan faktor dalam keberhasilan pengelolaan sampah di TPS 3R dan lingkungan permukiman, antara lain pola pewadahan terpilah, operator terampil, bantuan investasi dari swasta/LSM dan frekuensi pertemuan warga terkait pengelolaan sampah.