Perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan fenomena maraknya penggunaan UAV yang bersifat komersil dewasa ini. Dalam keilmuan Geodesi, ditandai dengan banyaknya studi atau proyek-proyek pemetaan dengan teknik fotogrametri digital dan kamera non-metrik. Penelitian ini menguji hasil kualitas digital orthophoto serta mengevaluasi teknik airborne videography. Airborne videography didefinisikan sebagai teknik akuisisi data rekaman video untuk pengolahan data fotogrametri digital. Menggunakan DJI Phantom 3 Advanced, hasil rekaman video udara wilayah Universitas Pertamina, Jakarta Selatan yang memiliki luas 7.87 ha, diekstrak setiap 4 detik dan 6 detik demi menghasilkan set frame-frame udara dengan presentase overlap 80% dan 60%. Nantinya, data diolah menggunakan software Agisoft Photoscan Professional pada seluruh foto yang sudah diekstrak hingga terbentuknya digital orthophoto. Pengukuran GPS dilakukan kepada 12 titik ground control points dan 7 titik independent check points. Kalibrasi kamera dilakukan dengan metode self-calibration dan laboratory calibration. Lima studi kasus berbeda dalam pembuatan orthophoto dilaksanakan dan dilakukan analisis. Ground resolution untuk orthophoto uji I, II, dan III adalah 8.46 cm/piksel, sedangkan untuk uji IV sebesar 8.48 cm/piksel dan uji V sebesar 3.69 cm/piksel. Akurasi geometrik (absolute accuracy) diwakili oleh nilai RMSEr orthophoto uji I, II, III, IV, dan V secara berurutan 6.58 cm; 5.35 cm; 7.86 cm; 7.23 cm; 9.67 cm. Berdasarkan ASPRS seluruh orthophoto dapat ditampilkan sebagai peta pada skala lebih kecil sama dengan 1:500.