Kecamatan Margahayu, Margaasih, dan Dayeuhkolot memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi, yaitu rata-rata 9.411 jiwa/km2 dengan tingkat pertumbuhan 1,64% per tahun. Perkembangan kota akan diikuti dengan peningkatan jumlah
penduduk, yang harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sanitasi lingkungan. Sistem Penyaluran Air Buangan merupakan salah satu sarana pendukung yang
penting untuk membantu peningkatan kualitas sanitasi lingkungan. Sebagian besar penduduk di wilayah perencanaan (74,24%) telah memiliki jamban, namun hanya
sebagian kecil (37,13%) yang memiliki tangki septik dengan bidang resapan. Peningkatan jumlah penduduk di wilayah perencanaan menyebabkan pengolahan air buangan secara setempat (on-site) dengan tangki septik tidak mungkin untuk dilakukan di masa depan, karena tidak tersedianya lahan yang cukup untuk bidang
resapan. Kondisi ini dapat menyebabkan pencemaran tanah, air tanah, dan sungai. Pada perencanaan ini akan dibuat sistem penyaluran air buangan domestik yang tepat
disertai dengan perencanaan detail jalur perpipaan air buangan dan bangunan pelengkap yang dibutuhkan. Berdasarkan kondisi eksisting dan dasar perencanaan
seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kepemilikan tangki septik yang rendah, kontur tanah yang relatif datar, permeabilitas tanah yang rendah, serta faktor teknis dan ekonomis, maka sistem penyaluran air buangan domestik yang tepat untuk digunakan di wilayah perencanaan adalah sistem terpusat menggunakan sistem
konvensional. Sistem ini akan menerima air buangan, termasuk padatan, dari dapur dan kamar mandi. Penentuan sistem penyaluran air buangan dilakukan dengan
membuat 3 alternatif jalur penyaluran dengan pola yang berbeda, berdasarkan pertimbangan kontur jaringan jalan, panjang pipa, perlintasan sungai, bangunan pelengkap, dan perkiraan biaya. Pemilihan alternatif dilakukan melalui pembobotan dan analisa kelebihan dan kekurangan tiap alternatif.