digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia mengakibatkan beberapa permasalahan kehidupan kota. Tingginya permintaan akan hunian dan fasilitas lainnya di kota berkepadatan tinggi tanpa strategi penanganan yang tepat dapat memicu terciptanya pemukiman kumuh. Morokrembangan adalah salah satu kawasan yang memiliki masalah ini. Oleh karena itu, Morokrembangan memerlukan perbaikan dalan penyediaan sistem perumahan untuk kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Perubahan fungsi lahan terbuka hijau menjadi perumahan dapat mengancam lahan pertanian dan area hijau kota. Permasalahan penyediaan perumahan ini akan didekati dengan konsep urban farming. Urban Farming merupakan kegiatan pertanian pada lahan terbatas di perkotaan. Pendekatan ini mampu mengintegrasikan aspek lingkungan, masyarakat dan ekonomi dalam sebuah desain keseluruhan. Ide dalam tesis ini adalah mewadahi kegiatan ekonomi masyarakat menengah ke bawah dengan menyediakan tempat tinggal yang layak sekaligus dapat berfungsi sebagai tempat kerja bagi mereka. Urban farming pada desain rumah susun dapat memicu kesempatan kerja di bidang produksi, distribusi dan penjualan. Dalam tesis ini akan dibahas bagaimana perencanaan rumah susun dengan kegiatan urban farming dapat menciptakan kemungkinan penghasilan tambahan bagi penghuni mencapai lebih dari Rp1.200.000,00 per bulan. Selain memberi keuntungan terhadap penghuni rumah susun, hasil panen dapat memenuhi kebutuhan pangan perkotaan. Konsep ini juga mampu menciptakan ruang hijau kota yang lebih besar dengan koefisien dasar bangunan sebesar 26,7% sehingga koefisien ruang luar bangunan dapat mencapai 73,3%. Implementasi urban farming pada kawasan Morokrembangan merupakan sebuah sistem perumahan vertikal dalam upaya perbaikan sosial, ekonomi dan lingkungan dalam menciptakan arsitektur berkelanjutan.