digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan tight gas reservoir kurang menarik minat investor dalam hal pengembalian modal karena kemampuan laju alir produksi yang rendah. Namun reservoir-reservoir non konvensional ini memiliki jumlah cadangan yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk waktu produksi yang panjang. Oleh karena itu akan dikembangkan suatu studi tentang pemanfaatan tight gas reservoir untuk pemenuhan energi bagi masyarakat setempat dengan melakukan optimasi parameter-parameter perekahan hidraulik yang dapat meningkatkan laju alir produksi. Analisa ekonomi akan dilakukan dengan menghitung parameter-parameter keuntungan dari sisi perusahaan, masyarakat serta peranan pemerintah dalam menyeimbangkan keuntungan dari kedua sisi tersebut. Unit model tight gas reservoir dibuat dengan jumlah cadangan sebesar 10 Tcf yang akan distimulasi dengan metode perekahan hidraulik. Desain perekahan optimum diperoleh dengan melakukan sensitivitas terhadap harga permeabilitas formasi 0,001 md - 0,1 md dan dimensionless fracture conductivity (CfD) 1,6 – 70 dengan memvariasikan lebar rekahan 0,01 – 0,05 ft dan panjang rekahan xf 100 – 800 ft. Hasil sensitivitas akan digunakan untuk mengembangkan unit model reservoir gas kering dengan permeabilitas 0,01 md yang akan diproduksikan dengan plateau rate tertentu dalam waktu produksi selama dua generasi manusia yaitu 60 tahun. Kenaikan produksi hasil optimasi desain perekahan adalah sebesar 2,38 kali lipat dibandingkan dengan produksi reservoir tanpa rekahan dengan lebar rekahan 0,03 ft dan panjang rekahan 500 ft untuk Cfd sebesar 5 Sensitivitas dilakukan terhadap variasi harga gas, MARR dan kebutuhan daya rata-rata tiap unit rumah tangga. Hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa pemanfaatan gas dari tight gas reservoir untuk pemenuhan daya listrik bagi masyarakat memungkinkan dengan harga jual listrik per kWh Rp. 505,00, dengan asumsi kebutuhan listrik tiap unit rumah tangga per tahun sebesar 2000 kWh maka cadangan gas tersebut dapat memenuhi kebutuhan 8080 unit rumah tangga. Dengan harga jual tersebut maka keuntungan pihak perusahaan (NPV, IRR dan POT) dan masyarakat (harga beli listrik dan waktu suplai) terpenuhi.