Pada pelaksanaan perawatan C-Check pada pesawat Boeing 737-800 masih terjadi penyelesaian perawatan yang belum tepat waktu. Berdasarkan observasi dan data C-Check yang telah dilaksanakan pada delapan pesawat Boeing 737-800 persentase kesesuaian target pemenuhan Turn Around Time sebesar 69%. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode perbaikan untuk mengurangi aktivitas yang tidak produktif dan tidak memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas perawatan.
Penelitian ini melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip perencanaan dan penjadwalan perawatan. Penelitian ini dianalisis menggunakan work sampling. Work sampling dapat menunjukkan tingkat produktivitas teknisi serta dapat mengidentifikasi kegiatan tidak produktif sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas perawatan. Selanjutnya dilakukan evaluasi prestasi perawatan berat pada pesawat Boeing 737-800. Setelah itu diidentifikasi penyebab ketidaksesuaian target pemenuhan Turn Around Time yang terjadi dengan menggunakan acuan Cause Map for Low Schedule Compliance. Tahapan terakhir adalah menyusun dan menguji proses perbaikan baru.
Berdasarkan analisis pada penelitian ini, prestasi yang rendah disebabkan oleh tidak diimplementasikannya prinsip-prinsip perencanaan dan penjadwalan perawatan dengan baik. Root cause dari masalah ini adalah permasalahan pekerjaan yaitu tidak tersedianya fasilitas ketika dibutuhkan serta permasalahan teknisi yaitu tidak meratanya kemampuan teknisi. Rekomendasi perbaikan kualitas perawatan dilakukan dengan perbaikan sistem yaitu meningkatkan koordinasi antar bagian sejak dalam tahap penjadwalan sehingga seluruh bagian pendukung dapat menyediakan fasilitas pada saat pengerjaan yang dijadwalkan. Selain itu, training pada teknisi dan penjadwalan jam kerja setiap teknisi yang lebih terperinci dengan mempertimbangkan tingkat kemampuannya perlu dilakukan untuk mengatasi tidak meratanya kemampuan teknisi. Dari rata-rata wrench time sebelumnya sebesar 34%, dengan meningkatkan supervisi, menyediakan teknisi yang ahli, dan fasilitas yang dibutuhkan, pesawat nomor registrasi 002 terbukti dapat meningkatkan wrench time hingga 52%. Sedangkan pada kasus pesawat 007 dapat meningkatkan wrench time hingga 55% dengan target world class maintenance sebesar 50%.