digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di Indonesia dengan cahaya matahari yang berlimpah, perlu digunakan sebagai sumber pencahayaan alami pada siang hari, sehingga dapat menghemat penggunaan energi dari sumber pencahayaan buatan. Kebutuhan cahaya tergantung dari jenis pekerjaan, oleh karena Itu terasa ada kebutuhan untuk menghitung secara rasional jumlah cahaya matahari yang sebaiknya dimasukkan ke dalam ruang. Selubung bangunan dengan bukaan sangat mempengaruhi perolehan cahaya matahari dalam bangunan dan disinilah peran arsitek sangat diperlukan dalam perancangan untuk mengakomodasikan segala permasalahan dan mencari solusi yang terbaik. Program Superlite adalah salah satu alat yang dapat digunakan oleh peneliti dan perancang yang memerlukan analisis terperinci dari distribusi pencahayaan pada arsitektur ruang yang kompleks. Superlite sebagai alat disain pencahayaan dapat digunakan dalam proses disain dan sebagai alat penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan daya guna dan mengevaluasi pencahayaan pada bangunan. Pada bangunan perkantoran sebaiknya menggunakan bentuk dasar yang bujursangkar dengan perbandingan perbandingan luas bukaan dan dinding (WWR) 70%. Bentuk elemen peneduh vertikal dan vertikal-horisontal sebaiknya digunakan karena mengakibat distribusi cahaya yang Iebih merata dan cahaya langsung yang Iebih sedikit. Penggunaan sekat dengan ketinggian 2,0 m memberikan kualitas pencahayaan alami yang sangat balk dalam ruang.