Banyak satelit baru yang diluncurkan untuk mengganti satelit lama yang tidak bisa dioperasionalkan lagi karena bahan bakar untuk station keeping habis. Pihak industri antariksa menganggap ini sebagai masalah, karena mahalnya biaya manufaktur dan peluncuran satelit baru. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah dengan mengirimkan satelit pembawa bahan bakar tambahan dari bumi untuk menempel pada satelit target yang bahan bakarnya telah habis. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan satelit pembawa bahan bakar yang dilengkapi dengan mesin propulsi elektrik dikarenakan konsumsi bahan bakarnya yang lebih rendah dibanding mesin propulsi kimia. Satelit yang membawa bahan bakar tambahan akan melakukan orbit raising yang dilanjutkan pada proses space rendezvous dengan satelit target. Mesin propulsi elektrik menghasilkan thrust yang lebih kecil dibandingkan dengan mesin propulsi kimia, maka dari itu metode orbit raising dan space rendezvous yang digunakan pun akan berbeda.
Tujuan dari penelitian ini adalah mensimulasikan dan menganalisis proses orbit raising dan space rendezvous menggunakan thruster elektrik yang divariasikan. Dalam penelitian ini dibuat model dinamika orbit dari kedua proses tersebut yang dapat menunjukan gerak benda pada orbit. Dengan model tersebut akan dipelajari apa pengaruh dari jenis thruster elektrik yang digunakan terhadap proses orbit raising dan space rendezvous yang terjadi. Setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa thruster dengan nilai Isp paling besar akan menghabiskan bahan bakar paling sedikit dibanding jenis thruster lain dan thruster dengan nilai thrust paling besar akan melakukan proses orbit raising paling cepat.