digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dewatering Plant (DWP) merupakan salah satu unit proses yang dimiliki PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Pulau Amamapare. DWP-PTFI berfungsi sebagai unit pengeringan sebelum konsentrat dikapalkan dan dipasarkan. DWP-PTFI terdiri dari satu unit Vertical Pressure Air (VPA), 13 unit disc filter dan tiga unit rotary dryer. Filtrat hasil proses VPA maupun disc filter tidak langsung dibuang dikarenakan masih banyak mengandung suspended solid. Untuk mengendapkan suspended solid yang terdapat pada filtrat tersebut dilakukan tiga rangkaian tahap sedimentasi yaitu melalui thickener, lamella thickener, dan settling pond. Sedimentasi adalah proses pengendapan dengan memanfaatkan gaya gravitasi dengan tujuan memisahkan padatan dari air. Adanya perbedaan densitas antara partikel dengan air membuat partikel bergerak kebawah dan terpisah dari air. Ukuran partikel memegang peranan penting dalam proses sedimentasi. Bila partikel berukuran sangat halus, pengendapan akan sulit berlangsung dikarenakan gaya berat partikel halus lebih rendah dari gaya apung air. Partikel berukuran sangat halus kemudian diagregasi menjadi ukuran lebih besar. Flokulan adalah reagen yang berfungsi untuk mengagregasi partikel dengan memanfaatkan prinsip “penjembatan”. Penambahan flokulan dilakukan di setiap unit sedimentasi DWP-PTFI. PTFI berencana untuk menggunakan Rheomax 1050 sebagai flokulan menggantikan Magnafloc 3230 yang selama ini digunakan di DWP. Untuk melihat kinerja kedua flokulan tersebut, dilakukan percobaan di laboratorium dan plant. Secara umum, percobaan dibagi menjadi dua bagian yaitu Percobaan A dan Percobaan B. Percobaan A bertujuan membandingkan kinerja Magnafloc 3230 dan Rheomax 1050. Percobaaan B bertujuan untuk menemukan dosis optimum Rheomax 1050 pada lamella thickener dan settling pond bila nantinya Rheomax 1050 digunakan sebagai flokulan di DWP-PTFI. Penambahan koagulan pada Percobaan B menjadi opsi tambahan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pada Percobaan A terlihat Rheomax 1050 dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan Magnafloc 3230. Tingkat kekeruhan rata-rata overflow selama uji laboratorium dan plant trial saat penggunaan Rheomax 1050 lebih rendah bila dibandingkan dengan Magnafloc 3230. Pada Percobaan B, masing-masing dosis optimum saat pemakaian Rheomax 1050 di lamella thickener dan settling pond yaitu sebesar 5 g/ton. Bila disertai dengan penambahan koagulan, dosis optimum untuk lamella thickener dan settling pond masing-masing diperoleh pada dosis 15 g/t flokulan dengan 20 g/t koagulan dan 5 g/t flokulan dengan 20 g/t koagulan.