digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Irigasi Rentang merupakan jaringan irigasi teknis yang memiliki areal layanan seluas 87.840 Ha yang meliputi 3 (tiga) kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Cirebon. Berbedanya rencana jadwal tanam, luas tanam dan pola tanam D.I. Rentang dengan sistem golongan di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Cirebon yang menimbulkan konflik antara petani. Permasalahan kekurangan air di D.I. Rentang juga merupakan masalah yang dihadapi para petani setiap tahunnya. Intensitas tanam secara keseluruhan untuk D.I. Rentang sebesar 131% dengan pola tanam padi-padi atau padi-palawija. Akan dimulainya rencana pengoperasian Waduk Jatigede sebagai sumber air utama untuk D.I. Rentang, maka perlu ditindaklanjuti dan disikapi dalam hal pengelolaan sumber daya air dengan sistem tata guna air yang baik. Metode yang dapat dilakukan dengan melakukan optimasi neraca air (water balance) yaitu water balance in lower dam system dan water balance in the dam system melalui rule curve inflow-outflow in the reservoir agar mendapatkan areal yang dapat dilayani (irrigable area) dan intensitas tanam (cropping intensity). Selain itu, optimasi dilakukan dengan program linier melalui model matematis agar dapat menyusun pola tanam yang tepat dan meningkatkan keuntungan hasil pertanian yang maksimal. Perhitungan dan analisis yang dilakukan untuk optimasi neraca air (water balance) menggunakan 2 (dua) tinjauan yaitu : (1) Tinjauan 1 dengan pola tanam padi-padi-palawija, (2) Tinjauan 2 dengan pola tanam padi-padi-padi. Selain itu, perhitungan dan analisis juga dilakukan untuk optimasi dengan program linier menggunakan 2 (dua) tinjauan yaitu : (1) Tinjauan constraint 1 tanpa batasan luas tanam komoditi tertentu, (2) Tinjauan constraint 2 dengan luas tanam komoditi kedelai di MT-3 minimal 11.419,20 Ha. Pada setiap tinjauan disimulasikan dengan 6 (enam) alternatif pola tanam dengan mengubah jadwal tanam untuk setiap 2 minggu, dengan alternatif 1 pada awal bulan Oktober (oktober-1). Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis untuk optimasi neraca air (water balance), tinjauan 1 untuk pola tahun basah, intensitas tanamnya 300%, dan untuk pola tahun normal, intensitas tanamnya 285%, sedangkan untuk pola tahun kering, intensitas tanamnya 270%. Tinjauan 2 untuk pola tahun basah, intensitas tanam yang terjadi sebesar 245%. Sedangkan untuk optimasi dengan program linier supaya mendapatkan keuntungan maksimum hasil produksi pertanian, tinjauan constraint 1 untuk pola tahun basah, intensitas tanamnya 300%, dan untuk pola tahun normal, intensitas tanamnya 294,44%, sedangkan untuk pola tahun kering, intensitas tanamnya 272,22%. Tinjauan constraint 2 untuk pola tahun basah, intensitas tanamnya 300%, dan untuk pola tahun normal, intensitas tanamnya 292,96 %, sedangkan untuk pola tahun kering, intensitas tanamnya 270,74%.