ABSTRAKSI
Kemacetan dan polusi merupakan permasalahan yang di alami oleh banyak kota besar
di dunia.Pemerintah Indonesia melalui NCSTT (National Center of Sustainable
Technology Transportation) ingin mengaplikasikan transportasi berkelanjutan yang
ramah akan lingkungan. Kendaran listrik merupakan salah projek dari NCSTT. Projek
berbasis bus ini akan di laksanakan dengan fokus pada rute ITB Ganeca dan ITB
Jatinangor. Dengan adanya bus listrik ini, di harapkan kemacetan dan polusi (terutama
polusi udara) dapat berkurang.dan menjadi pusat bagi masyrakat yang ingin bepergian
tanpa menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menarik minat masyarakat, projek ini
dilakukan berdasarkan konsep BTOD (Bus Rapid Transit-Oriented Development)
sebagai dasar komersialisasi dan pengembangannya. Penelitian ini di fokuskan kepada
warga Bandung Raya dan sekitarnya melalui kuesioner daring. Kuesioner ni berhasil
mengumpulkan 233 jawaban, dan akan mengolahnya menggunakan dua metode.
General Liner Model (GLM) untuk membandingkan rata-rata dari atribut penumpang
(umur, pendapatan, antusiasme, dan pendidikan) terhadap pilihan untuk menaiki bus
listrik, dan one-way ANOVA untuk membandingkan rata-rata dari tiga atribut
penumpang (umur, pendapatan, dan edukasi) terhadap faktor preferensi (preferensi area
dan preferesi kriteria). Hasil dari metode kedua (one-way ANOVA), dapat di gunakan
untuk membuat rute bus elektrik berdasarkan preferensi penumpang dari berbgai dari
umur, pedapatan, dan pendidikan serta pertimbangan dalam merancang stasiun bus
listrik. Studi ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan transportasi berkelanjutan serta
membantu Pemerintah Kota Bandung dan pihak terkait dalam mengembangkan
infrastruktur dan area komersiliasi dari bus listrik.
Katakunci: bus listrik, general liner model, kendaraan umum, one-way ANOVA,
preferensi