Sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional, Pangandaran memiliki banyak sekali potensi daya tarik wisata terutama daya tarik wisata alam seperti pemandangan pantai dan cagar alam. Pada tahun 2014 terdapat hampir satu juta wisatawan berkumjung ke kawasan ini dan lima ribu diantaranya merupakan wisatawan mancanegara. Pariwisata merupakan sektor yang menyumbang proporsi terbesar pada PDRB Kabupaten Pangandaran. Di sisi lain, sebagai sebagai salah satu daerah di pesisir selatan Pulau Jawa, Kab. Pangandaran juga memiliki banyak potensi perikanan tangkap. Pada tahun 2014, total transaksi pada TPI terbesar di Pangandaran mencapai 42 miliar rupiah. Keberadaan dua sektor potensial ini merupakan sebuah keuntungan komparatif bagi Kab. Pangandaran untuk meningkatkan gairah ekonomi Kab. Pangandarna. Faktanya, pengembangan kedua sektor ini belum terintegrasi secara optimal. Apabila tidak dikelola dengan baik, pariwisata dapat menimbulkan eksternalitas negative bagi sektor perikanan khususnya pada nelayan. Beberapa temuan menunjukkan terdapat transisi mata pencaharian masyarakat dari perikanan menjadi mata pencaharian yang berkaitan dengan pariwisata. Berdasarkan kondisi ini butuh sebuah konsep pariwisata berbasis masyarakat yangmengintegrasikan sektor perikanan tangkap dengan pengembangan pariwisata di Pangandaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kualitatif dengan bergantung pada data hasil wawancara, observasi, dan tinjauan dokumen serta literature yang dianalisis menggunakan metode analisis isi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian kali ini, telah terdapat sebuah hubungan keterkaitan ke depan dantara sektor perikanan dengan sektor pariwisata di Desa Pangandaran. Hubungan tersebut terjadi dalam hal pemasaran hasil tangkapan ikan. Adapun aktivitas perikanan lainnya seperti aktivitas penangkapan ikan, pengolahan ikan dan perkampungan nelayan masih jauh dari daya tarik wisata. Hanya hasil olahan ikan dalam bentuk seafood saja yang telah berkembang menjadi sebuah wisata kuliner di Desa Pangandaran. Meskipun gagasan integrasi antara sektor perikanan dengan sektor pariwisata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, namun masyarakat di Desa Pangandaran masih belum menyadari akan adanya potensi daya tarik wisata dari sektor perikanan tangkap. Hal ini berlanjut pada minimnya keinginan masyarakat untuk mengembangkan aktivitas perikanan menjadi daya tarik wisata.
Dari segi permintaan wisatawan, daya tarik wisata dari sektor perikanan tangkap cukup diminati wisatawan. Hal ini dikarenakan mayoritas wisatawan merasa jenuh akan daya tarik wisata di Desa Pangandaran yang dinilai telah memiliki banyak saingan di lokasi lain. Inovasi daya tarik wisata yang tidak hanya bergantung pada keindahan alam menjadi hal yang dibutuhkan oleh wisatawan. Aktivitas wisata edukasi yang menekankan pada peningkatan pengalaman wisatawan dengan mengandalkan ciri khas Desa Pangandaran sebagai sebuah kawasan perikanan merupakan minat dari mayoritas responden. Penyadaran masyarakat serta peningkatan pengetahuan akan adanya daya tarik wisata merupakan hal utama yang harus dibenahi, disamping kegiatan pemasaran serta peningkatan fasilitas perikanan agar dapat menunjang aktivitas pariwisata. Dalam menunjang integrasi ini, kerjasama antar aktor khususnya antara aktor-aktor pariwisata dengan aktor perikanan menjadi hal yang sangat dibutuhkan