digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ablasi frekuensi radio merupakan salah satu terapi termal yang menggunakan panas yang dihasilkan oleh listrik bolak-balik berfrekuensi tinggi untuk membunuh jaringan kanker. Perencanaan terapi merupakan hal yang krusial sebelum terapi dilakukan karena dalam tahap perencanaan ini ditentukan dosis terapi yang tepat sesuai kondisi jaringan kanker yang terdapat pada tubuh pasien. Perencanaan terapi di Indonesia sangat tergantung pada pengalaman ahli bedah. Diperlukan simulasi yang dapat menggambarkan kondisi jaringan kanker pada tubuh pasien ketika diberikan dosis ablasi tertentu pada objek uji (fantom) yang menyerupai karakteristik jaringan biologis. Fantom dibuat dengan komposisi 2% agar, 0,3% NaCl dan tinta yang bersifat heatsensitif. Identifikasi karakteristik fantom berupa konduktivitas termal (k), konduktivitas listrik (σ) dan densitas (ρ) dilakukan dengan instrumen yang telah dirancang pada skala lab. Fantom agar memiliki nilai k sebesar 0,67 W/m.K, σ sebesar 0,02129 S/m dan ρ sebesar 998 kg/m3. Nilai parameter fantom disimulasikan pada model dan dicari solusinya dengan metoda elemen hingga. Ablasi frekuensi radio dilakukan pada fantom menggunakan elektroda bipolar. Tegangan luaran generator lokal sebesar 160V dan frekuensi 250 kHz diterapkan selama 120 detik. Dua parameter penting yang dapat menggambarkan proses ablasi di dalam jaringan biologis adalah distribusi temperatur dan volume koagulasi. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemanasan karena ablasi terjadi dominan pada area di antara elektroda. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengukuran temperatur menggunakan termokopel tipe K pada titik diantara elektroda yang mencapai 50oC sedangkan temperatur di titik berjarak 4 mm hanya mengalami kenaikan hingga 32oC. Kenaikan temperatur ini sejalan dengan volume koagulasi yang teramati pada dua penampang fantom, yaitu pada penampang sejajar elektroda dan tegak lurus elektroda. Volume koagulasi berbentuk elipsoid ditandai dengan area fantom yang berubah warna menjadi putih. Perubahan warna ini terjadi pada rentang 50-58oC sesuai dengan batas temperatur koagulasi pada jaringan biologis, yaitu pada rentang 50-60oC. Pengukuran temperatur hasil eksperimen dan simulasi memiliki nilai RMSE sebesar 4,14 pada titik di antara elektroda dan 1,99 di titik 4 mm dari elektroda. Volume ablasi yang dihasilkan dari eksperimen adalah 1741,69 mm3 sedangkan volume ablasi hasil simulasi adalah sebesar 1218,91 mm3.